Show simple item record

dc.contributor.authorFitratna, Faqih Dhea
dc.date.accessioned2024-03-19T02:57:16Z
dc.date.available2024-03-19T02:57:16Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/48457
dc.description.abstractKonflik yang terjadi antara Armenia dan Azerbaijan dengan memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh sudah terjadi sejak runtuhnya Uni Soviet tahun 1988 hingga sekarang. Akibat peperangan yang tak kunjung usai, banyak negara di sekitar wilayah konflik mulai ikut serta untuk mendamaikan peperangan yang sedang terjadi. Banyak dari negara yang ikut terlibat tersebut memiliki kepentingan masing-masing. Memperluas pengaruh politik negara dan mengamankan sumber daya alam yang terdapat pada Nagorno-Karabakh menjadi alasan utama kepentingan para negara-negara ikut dalam konflik ini. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penulisan ini adalah defensif realisme yang digagas oleh Kenneth Waltz. Turki sebagai negara yang aktif dalam segala proses mediasi yang terjadi antara Armenia dan Azerbaijan, secara tersirat Turki mendukung Azerbaijan untuk bisa mengamankan wilayah Nagorno-Karabakh. Dilain sisi, Turki tidak mengakui bahwa mereka langsung terlibat dalam konflik tersebut. Turki terindikasi bahwa mereka ingin menguasai wilayah Nagorno-Karabakh karena terdapat sumber daya alam serta ingin merubah ketergantungan pasokan sumber daya gas yang sebelumnya berasal dari Rusia. Turki ingin lepas dari pengaruh Rusia dan ingin bergantung pada pasokan energi dari Azerbaijan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectKonfliken_US
dc.subjectMiliteren_US
dc.subjectKeamanan Energien_US
dc.subjectIntervensien_US
dc.titleAnalisis Keterlibatan Turki dalam Konflik Antara Armenia-azerbaijan Tahun 2020-2022en_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM19323046


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record