Show simple item record

dc.contributor.authorIchwan, Muhammad
dc.date.accessioned2024-03-15T02:44:27Z
dc.date.available2024-03-15T02:44:27Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/48344
dc.description.abstractIndonesia pada saat ini sangat gencar melakukan proyek pembangunan sarana transportasi jalan. Kondisi jalan yang baik akan dapat mempengaruhi perkembangan ekonomi. Akan tetapi karakteristik perkerasan jalan saat ini beberapa kali terjadinya kerusakan sehingga tidak sesuai dengan umur rencana selama masa pelayanan. Pencampuran yang akan digunakan yaitu pencampuran konvensional dan pencampuran dua tahap. Sehingga tujuan penelitian ini agar dapat membandingkan teknik metode pencampuran konvensional dan metode pencampuran dua tahap dalam meningkatkan kinerja dan mutu campuran AC – BC. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan mengikuti panduan dari SNI dan Spesifikasi Umum Bina Marga 2018. Pengumpulan data dilakukan melalui serangkaian pengujian laboratorium yang dimulai dengan menguji sifat fisik material pada agregat dan aspal. Langkah berikutnya adalah menentukan Kadar Aspal Optimum (KAO) dengan variasi kadar aspal antara 5,5% hingga 7,5%. Setelah itu, dilakukan pembuatan sampel menggunakan dua metode pencampuran yang berbeda dan pengujian menggunakan Marshall Test, Index of Retained Strength (IRS), Indeks Durabilitas Pertama (IDP), Indeks Durabilitas Kedua (IDK), Indirect Tensile Strength (ITS), Tensile Strength Ratio (TSR), Cantabro Loss (CL), dan Asphalt Flow Down (AFD). Tahap akhir adalah analisis dan pembahasan hasil yang memungkinkan untuk mengambil kesimpulan dari penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode pencampuran dua tahap dapat digunakan sebagai pilihan untuk meningkatkan kinerja dan mutu campuran AC – BC. Dalam pengujian karakteristik Marshall Test, IRS, ITS, TSR dengan menggunakan metode pencampuran dua tahap menghasilkan nilai yang lebih tinggi daripada penggunaan metode pencampuran konvensional. Pada pengujian karakteristik CL dan AFD, penggunaan metode pencampuran dua tahap menghasilkan nilai yang lebih rendah daripada metode pencampuran konvensional. Karena agregat yang melapisi aspal dapat meningkatkan Stabilitas, durabilitas, tahan terhadap geser, dan kedap air pada metode pencampuran dua tahap.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectLASTONen_US
dc.subjectMetode Pencampuranen_US
dc.subjectAC-BCen_US
dc.titlePerbandingan Kinerja Campuran AC – BC dengan Metode Pencampuran Konvensional dan Metode Pencampuran Dua Tahapen_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM17511041


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record