Perbandingan Kinerja Campuran AC – BC dengan Metode Pencampuran Konvensional dan Metode Pencampuran Dua Tahap
Abstract
Indonesia pada saat ini sangat gencar melakukan proyek pembangunan sarana transportasi
jalan. Kondisi jalan yang baik akan dapat mempengaruhi perkembangan ekonomi. Akan tetapi
karakteristik perkerasan jalan saat ini beberapa kali terjadinya kerusakan sehingga tidak sesuai
dengan umur rencana selama masa pelayanan. Pencampuran yang akan digunakan yaitu
pencampuran konvensional dan pencampuran dua tahap. Sehingga tujuan penelitian ini agar dapat
membandingkan teknik metode pencampuran konvensional dan metode pencampuran dua tahap
dalam meningkatkan kinerja dan mutu campuran AC – BC.
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan mengikuti panduan dari
SNI dan Spesifikasi Umum Bina Marga 2018. Pengumpulan data dilakukan melalui serangkaian
pengujian laboratorium yang dimulai dengan menguji sifat fisik material pada agregat dan aspal.
Langkah berikutnya adalah menentukan Kadar Aspal Optimum (KAO) dengan variasi kadar aspal
antara 5,5% hingga 7,5%. Setelah itu, dilakukan pembuatan sampel menggunakan dua metode
pencampuran yang berbeda dan pengujian menggunakan Marshall Test, Index of Retained Strength
(IRS), Indeks Durabilitas Pertama (IDP), Indeks Durabilitas Kedua (IDK), Indirect Tensile Strength
(ITS), Tensile Strength Ratio (TSR), Cantabro Loss (CL), dan Asphalt Flow Down (AFD). Tahap
akhir adalah analisis dan pembahasan hasil yang memungkinkan untuk mengambil kesimpulan dari
penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode pencampuran dua tahap dapat
digunakan sebagai pilihan untuk meningkatkan kinerja dan mutu campuran AC – BC. Dalam
pengujian karakteristik Marshall Test, IRS, ITS, TSR dengan menggunakan metode pencampuran
dua tahap menghasilkan nilai yang lebih tinggi daripada penggunaan metode pencampuran
konvensional. Pada pengujian karakteristik CL dan AFD, penggunaan metode pencampuran dua
tahap menghasilkan nilai yang lebih rendah daripada metode pencampuran konvensional. Karena
agregat yang melapisi aspal dapat meningkatkan Stabilitas, durabilitas, tahan terhadap geser, dan
kedap air pada metode pencampuran dua tahap.
Collections
- Civil Engineering [4192]