Show simple item record

dc.contributor.authorMukhtari, Sitti Dwi Wani
dc.date.accessioned2024-03-13T06:16:20Z
dc.date.available2024-03-13T06:16:20Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/48229
dc.description.abstractLatar Belakang: Otitis media akut (OMA) adalah inflamasi yang terjadi pada telinga tengah termasuk membrane timpani. OMA dapat terjadi pada semua umur, meskipun begitu OMA paling sering terlihat pada anak usia 6-24 bulan. Diperkirakan 25%-36% anak dibawah usia satu tahun telah mengalami setidaknya satu kali episode OMA. Penyakit ini dikarakteristikan dengan adanya efusi pada telinga tengah disertai timbulnya tanda yang dapat terlihat pada perubahan warna membrane timpani menjadi gelap, kuning, dan keruh sedangkan gejala akut yang sering dijumpai seperti demam, nyeri telinga, dan keluarnya secret dari telinga. Faktor resiko OMA dapat dibedakan menjadi faktor host dan faktor lingkungan. Faktor host termasuk usia, jenis kelamin, dan riwayat Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor resiko terhadap kejadian OMA pada usia pediatrik di RS UII Bantul. Metode: : Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dengan jenis observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Instrumen yang digunakan adalah data rekam medis pasien periode 2019-2022 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah pasien yang terdiagnosis OMA di seluruh poli RS UII Bantul dengan usia dibawah 18 tahun sedangkan kriteria eksklusi adalah pasien dengan rekam medis tidak lengkap. Penelitian dimulai pada tanggal 5-6 Oktober 2023. Uji statistic bivariat yang digunakan adalah Chi-square test dengan uji alternatif fisher’s exact test. Pada penelitian ini dilakukan analisis univariat dan bivariat menggunakan software SPSS versi 23. Hasil: Jumlah awal partisipan pada penelitian berjumlah 112 pasien otitis media akut di RS UII Bantul, kemudian diambil 97 pasien berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan analisis bivariat menggunakan chi-square test, didaptkan p- value 0.042 yang memiliki makna signifikan antara jenis kelamin dengan kejadian OMA . Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kejadian OMA baru dengan OMA rekuren terhadap ada atau tidaknya riwayat ISPA, hal ini disebabkan sebagian besar penderita OMA baik yang baru maupun rekuren didahului oleh kejadian ISPA. begitu pula pada faktor resiko usia, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kejadian OMA baru dengan OMA rekuren terhadap usia. Kesimpulan: Jenis kelamin memiliki hubungan bermakna terhadap kejadian OMA.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectFaktor resikoen_US
dc.subjectUsiaen_US
dc.subjectJenis kelaminen_US
dc.subjectRiwayat ISPAen_US
dc.subjectOMAen_US
dc.titleHubungan Faktor Resiko terhadap Kejadian Otitis Media Akut (OMA) pada Pasien Pediatrik di RS UII Bantul Periode 2019-2022en_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM19711052


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record