Analisis dan Perbaikan Postur Kerja pada Operator Bending Untuk Meminimalisir Risiko Musculoskeletal Disorders (Msds) (Studi Kasus: Cv. Adsson Wire Industri Citeureup)
Abstract
Berbagai faktor yang membuat manusia masih terus berperan dalam dunia industri,
termasuk kemampuan fleksibilitas gerakan manusia yang sangat berguna untuk penanganan
material secara manual dengan beban yang ringan. Keluhan pada musculoskeletal disorder
(MSDs) merupakan gangguan pada bagian otot skeletal yang disebabkan oleh karena otot
menerima beban statis secara berulang dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama dan
akan menyebabkan keluhan. Faktor penyebab terjadinya keluhan pada sistem MSDs yaitu
peregangan otot yang berlebihan, sikap kerja tidak alamiah, dan aktivitas berulang.
Berdasarkan studi pendahuluan melalui observasi dan wawancara dengan kuesioner Nordic
Body Map (NBM), pada beberapa operator di CV. Adsson Wire Industri sudah terdapat
beberapa gejala yang muncul terkait dengan MSDs. Perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk
menganalisis postur kerja pada operator bending untuk mengurangi MSDs dengan
menggunakan metode REBA. Kesimpulan hasil pengolahan data dengan metode REBA
menunjukkan bahwa postur kerja seluruh operator bending di CV. Adsson Wire Industri
memiliki jumlah skor akhir 10 dengan diperlukan adanya penanganan lebih lanjut dan
perbaikan segera. Keluhan yang paling sering tejadi terdapat pada bagian punggung, leher,
lengan dan pinggang, dikarenakan posisi punggung cenderung membungkuk, leher yang
menunduk, lengan terlalu menekuk dan bahu yang ditinggikan. Meja alat bantu kerja pada
stasiun kerja bending diperbaiki dari kondisi eksisting. Berdasarkan perhitungan uji
kecukupan data yang digunakan sebagai data antropometri didapatkan hasil bahwa data yang
digunakan yaitu dimensi jangkauan tangan depan (JTD) menggunakan persentil 5
menghasilkan ukuran lebar meja yaitu 60,88 cm dan pada tinggi meja dengan dimensi tinggi
siku berdiri (TSB) menggunakan persentil 95 menghasilkan ukuran tinggi meja 109,48 cm
dengan allowance atau kelonggoran 2,5 cm berdasarkan tebal sepatu yang digunakan operator
dan menghasilkan tinggi meja yaitu 109,48. Panjang meja berukuran 110 cm dengan mengacu
pada ukuran alat bending perusahaan.
Collections
- Industrial Engineering [2243]