dc.description.abstract | Perekonomian suatu negara merupakan hal yang sangat penting dan erat
kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Ekspor adalah salah satu sarana untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi. Secara garis besarnya komoditas ekspor
Indonesia terdiri atas dua komponen yaitu ekspor migas dan nonmigas. BPS
menyebutkan dari sisi komponen pengeluaran pertumbuhan tertinggi terjadi pada
komponen ekspor barang dan jasa yakni sebesar 16,28%. Selama tahun 2022 yang
mewarnai struktur perekonomian Indonesia secara spasial merupakan kelompok
provinsi di Pulau Jawa dengan kontribusi sebesar 56,48%. Tiga provinsi di Pulau
Jawa dengan nilai ekspor terbesar adalah Jawa Barat, Jawa Timur dan Banten. Laju
pertumbuhan ekspor yang tidak stabil akan memberikan dampak bagi
keberlangsungan kegiatan ekonomi masyarakat. Oleh sebab itu, nilai ekspor harus
dikendalikan dengan cara membuat strategi yang tepat. Strategi tersebut bisa
terlaksana apabila pelaku ekonomi mengetahui kondisi pasar yang akan datang.
Dengan demikian dibutuhkan dilakukannya kegiatan peramalan terkait kondisi nilai
ekspor di masa mendatang. Penulis menggunakan model Generalized Space Time
Autoregressive (GSTAR) untuk peramalan. Bobot lokasi yang digunakan yaitu
bobot lokasi seragam dan invers jarak. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
model terbaik GSTAR (31)I(1) dengan bobot lokasi seragam karena telah
memenuhi asumsi white noise dan memiliki nilai MSE dan MAPE sebesar
118332,1 dan 13,72% yang lebih kecil dari model GSTAR (31)I(1) dengan bobot
lokasi invers jarak. | en_US |