Analisis Pengendalian Kualitas dengan menggunakan Metode Six Sigma dan Fmea-ahp pada Section Soundboard Glue (Studi Kasus: Departemen Assy Up, PT. Yamaha Indonesia)
Abstract
PT. Yamaha Indonesia merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam
produksi alat musik, khususnya piano. Section Soundboard Glue merupakan salah satu
section yang berada di bawah departemen Assy UP yang bertugas dalam memproduksi
soundboard glue. Berdasarkan data temuan barang defect pada periode Januari hingga
Maret 2023, ditemukan bahwa persentase defect masih sangat fluktuatif dengan rata-rata
persentase defect mencapai 15,68%. Dari permasalahan tersebut, maka dilakukan upaya
pengendalian dan peningkatan kualitas dengan menggunakan metode six sigma yang
dibantu dengan kombinasi antara metode FMEA dan AHP untuk menganalisis serta
mengidentifikasi prioritas untuk dilakukan perbaikan dari berbagai faktor penyebab
defect yang terjadi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, terukur tingkat sigma
yang dimiliki adalah 3,104 yang artinya section Sounboard Glue sudah mampu
memenuhi standar rata-rata kualitas di Indonesia. Jenis defect yang paling dominan
berdasarkan analisis diagram pareto adalah lem press blobor dan top binder NG dengan
persentase defect secara berurutan adalah sebesar 51% dan 26%. Berdasarkan hasil
perhitungan RPN-AHP diperoleh delapan faktor kegagalan yang paling dominan meliputi
faktor manusia, material, peralatan, dan lingkungan. Pada jenis defect lem press blobor
faktor penyebab kegagalan yang perlu diprioritaskan untuk dilakukannya perbaikan
meliputi dimensi soundboard yang tidak sesuai dengan dimensi backpost dengan nilai
RPN sebesar 7,03, busa roller lem yang sudah tipis dengan nilai RPN sebesar 5,66, dan
operator tidak disiplin dengan nilai RPN sebesar 4,78. Sementara untuk jenis defect top
binder NG diantaranya adalah cara menurunkan soundboard glue salah dengan RPN
senilai 6,08, belum adanya cover pada setiap sudut aliran backpost dengan nilai RPN
sebesar 5,72, sisi jig moulder tidak rata dengan RPN senilai 5,47, dan operator tidak
disiplin serta tidak hati-hati ketika handling dengan nilai RPN keduanya yang sama besar
yaitu sebesar 5,17. Maka dari itu, rencana perbaikan yang diusulkan meliputi beberapa
perbaikan terhadap faktor manusia, material, peralatan, metode, dan lingkungan.
Collections
- Industrial Engineering [2231]