Pra Rancangan Pabrik Dimetilformamida dari Metil Format dan Dimetilamina Kapasitas 5.000 Ton/tahun
View/ Open
Date
2023Author
Hasan, Muhammad Faishal
Hafizh, Shalahuddin Azmi Abdul
Metadata
Show full item recordAbstract
Dimetilformamida (DMF) merupakan pelarut higroskopis tak berwarna yang
digunakan secara global sebagai pemisah suatu polimer dan sebagai media reaksi yang
terjadi. Sebagai salah satu pelarut penting dalam dunia industri, konsumsi global DMF
diperkirakan akan tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 4%. Indonesia sendiri masih
mengandalkan impor yang kebutuhannya semakin meningkat hingga tahun 2023 untuk
permintaan DMF. Maka dengan berdirinya pabrik DMF di Indonesia, diharapkan dapat
mencukupi kebutuhan DMF dalam negeri dan luar negeri. Pabrik dimetilformamida
direncanakan akan didirikan di daerah Cikande, Serang, Banten dengan kapasitas produksi
5.000 ton/tahun. Pabrik ini akan dioperasikan selama 330 hari dengan total 201 karyawan.
Bahan baku yang diperlukan dalam proses pembuatan dimetilformamida adalah metil
format dan dimetilamina. Total bahan baku yangdibutuhkan sebesar 4.612 ton/tahun metil
format dan 3.459 ton/tahun dimetilamina. Reaksi antara metil format dan dimetilamina
akan menghasilkan produk utama berupa dimetilformamida dan produk samping berupa
metanol. Proses produksi dimetilformamida dilakukan dalam Reaktor Alir Tangki
Berpengaduk (RATB) dengan kondisi operasi 3,4 atm dan pada suhu 110°C. Kemudian
untuk memenuhi standar pasar produk utama dan produk samping, maka digunakan
Menara Distilasi 1 dengan kondisi operasi umpan 1,84 atm pada suhu 58,27°C dan Menara
Distilasi 2 dengan kondisi operasi umpan 1,77 atm pada suhu 66,39°C. Selain itu
dibutuhkan juga penyedia utilitas antara lain seperti 3.311 kg/jam air, 62,90 kW/jam listrik
yang disediakan oleh PLN dan menggunakan generator sebagai cadangan jika terjadi pemadaman listrik. Parameter kelayakan pembangunan pabrik dapat dihitung melalui
analisa ekonomi. Dari hasil analisis ekonomi, pabrik dimetilformamida berdiri dengan
modal tetap sebesar Rp 132.239.798.950, modal kerja sebesar Rp 227.851.308.299, dan
diperoleh total biaya produksi sebesar Rp 220.178.678.446 Kemudian untuk penjualan
tahunan sebesar Rp 294.940.225.831 dan keuntungan setelah pajak sebesar Rp
31.679.382.915. Analisa kelayakan meliputi presentase Return on Investment (ROI)
sebelum pajak 31,94%, Pay Out Time (POT) sebelum pajak 2,5 tahun, Break Even Point
(BEP) 47,68%, Shut Down Point (SDP) 26,60%, dan Discounted Cash Flow (DCF)
10,10%. Hasil analisa yang didapat menunjukkan bahwa pabrik dimetilformamida dengan
kapasitas 5.000 ton/tahun layakuntuk didirikan dan diteliti lebih lanjut.
Collections
- Chemical Engineering [1178]