Show simple item record

dc.contributor.author‘Aini, Lathifah Hurul
dc.date.accessioned2024-01-30T04:45:45Z
dc.date.available2024-01-30T04:45:45Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/47183
dc.description.abstractLatar Belakang: Dermatitis kontak alergi (DKA) adalah inflamasi pada kulit akibat kontak terhadap bahan alergen sehingga mengaktivasi reaksi hipersensitivitas tipe lambat. Dermatitis kontak alergi dapat terjadi pada beberapa bagian tubuh termasuk di antaranya pada wajah. Proses terjadinya DKA didahului oleh fase sensitisasi dan apabila terpapar kembali dengan alergen yang sama akan berlanjut ke fase elisitasi. Tujuan Penelitian: Mengetahui profil kasus dermatitis kontak alergi pada wajah di RSUD Sleman Yogyakarta berupa jenis kelamin, usia, pekerjaan, kemungkinan penyebab, dan tatalaksana. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan desain penelitian retrospektif deskriptif dengan menggunakan data rekam medis pasien DKA pada wajah di RSUD Sleman dari bulan Januari 2018 sampai Desember 2022 dengan teknik total sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat yaitu tabel distribusi frekuensi. Hasil: Sampel yang didapatkan sejumlah 29 rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis univariat menunjukkan hasil dermatitis kontak alergi pada wajah di RSUD Sleman lebih banyak terjadi pada wanita (86,2%), kelompok usia 46-65 tahun (48,3%). Pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga (31%) dan kosmetik adalah kemungkinan penyebab terbanyak DKA pada wajah (41,4%). Penatalaksanaan terbanyak yaitu kombinasi kortikosteroid topikal, antihistamin oral, dan kortikosteroid oral (17,2%). Kesimpulan: Profil DKA pada wajah dari bulan Januari 2018 sampai Desember 2022 paling banyak terjadi pada wanita. Kelompok usia terbanyak yaitu 46-65 tahun. Ibu rumah tangga adalah pekerjaan terbanyak yang mengalami DKA pada wajah. Kemungkinan penyebab terbanyak dermatitis kontak alergi pada wajah di penelitian ini adalah akibat penggunaan kosmetik. Kortikosteroid topikal, kortikosteroid oral, dan antihistamin oral adalah kombinasi yang paling banyak digunakan untuk pengobatan pasien DKA.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectDermatitis Kontak Alergien_US
dc.subjectTatalaksanaen_US
dc.subjectKemungkinan Penyebaben_US
dc.titleProfil Kasus Dermatitis Kontak Alergi Pada Wajah di RSUD Sleman Yogyakartaen_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM18711164


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record