Profil Kasus Dermatitis Kontak Alergi Pada Wajah di RSUD Sleman Yogyakarta
Abstract
Latar Belakang: Dermatitis kontak alergi (DKA) adalah inflamasi pada kulit akibat
kontak terhadap bahan alergen sehingga mengaktivasi reaksi hipersensitivitas tipe
lambat. Dermatitis kontak alergi dapat terjadi pada beberapa bagian tubuh
termasuk di antaranya pada wajah. Proses terjadinya DKA didahului oleh fase
sensitisasi dan apabila terpapar kembali dengan alergen yang sama akan berlanjut
ke fase elisitasi.
Tujuan Penelitian: Mengetahui profil kasus dermatitis kontak alergi pada wajah
di RSUD Sleman Yogyakarta berupa jenis kelamin, usia, pekerjaan, kemungkinan
penyebab, dan tatalaksana.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan desain penelitian retrospektif
deskriptif dengan menggunakan data rekam medis pasien DKA pada wajah di
RSUD Sleman dari bulan Januari 2018 sampai Desember 2022 dengan teknik total
sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat yaitu tabel distribusi
frekuensi.
Hasil: Sampel yang didapatkan sejumlah 29 rekam medis yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi. Analisis univariat menunjukkan hasil dermatitis kontak alergi
pada wajah di RSUD Sleman lebih banyak terjadi pada wanita (86,2%), kelompok
usia 46-65 tahun (48,3%). Pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga (31%)
dan kosmetik adalah kemungkinan penyebab terbanyak DKA pada wajah (41,4%).
Penatalaksanaan terbanyak yaitu kombinasi kortikosteroid topikal, antihistamin
oral, dan kortikosteroid oral (17,2%).
Kesimpulan: Profil DKA pada wajah dari bulan Januari 2018 sampai Desember
2022 paling banyak terjadi pada wanita. Kelompok usia terbanyak yaitu 46-65
tahun. Ibu rumah tangga adalah pekerjaan terbanyak yang mengalami DKA pada
wajah. Kemungkinan penyebab terbanyak dermatitis kontak alergi pada wajah di
penelitian ini adalah akibat penggunaan kosmetik. Kortikosteroid topikal,
kortikosteroid oral, dan antihistamin oral adalah kombinasi yang paling banyak
digunakan untuk pengobatan pasien DKA.
Collections
- Medical Education [2284]