Show simple item record

dc.contributor.authorAnjelina, Irna Fitria
dc.date.accessioned2024-01-29T04:48:00Z
dc.date.available2024-01-29T04:48:00Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/47115
dc.description.abstractSungai Code merupakan salah satu sungai di Daerah Istimewa Yogyakarta yang bagian hulu Sungainya didominasi oleh kegiatan pertanian, bagian tengah merupakan kawasan pemukiman padat penduduk dan sedikit kawasan pertanian dan industri, sedangkan bagian hilirnya merupakan kawasan pertanian, pemukiman, industri, dan rumah makan. Sungai Code sering dimanfaatkan untuk mengairi sawah, sebagai sumber air minum, MCK, perikanan, dan lain sebagainya. Sehingga, sungai ini memiliki banyak aktivitas manusia yang menghasilkan limbah di sepanjang sungainya. Hal tersebut mengindikasi bahwa Sungai Code telah berubah secara kualitas. Dalam rangka pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, perlu dilakukan penentuan status mutu air sungai secara berkala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dan status mutu air Sungai Code berdasarkan parameter nitrat, nitrit, dan fosfat. Status mutu tersebut akan dapat dihubungkan dengan strategi operasional manajemen sungai yang ekologis dan berkelanjutan oleh pemangku kebijakan setempat. Ketiga parameter dipilih melihat banyaknya kegiatan pertanian, peternakan, dan kawasan pemukiman penduduk di sepanjang aliran sungai. Penentuan status mutu dilakukan menggunakan 3 metode berbeda yaitu Indeks Pencemaran (IP), Storet, dan Canadian Council of Ministers of the Environment. Data kualitas air merupakan data primer dengan pengambilan sampel mengacu pada SNI 6989.57:2008 serta pengujian sampel mengacu pada SNI 06-2480:1991 untuk nitrat, SNI-06-6989.9-2004 untuk nitrit, dan SNI 6989- 31:2021 untuk fosfat. Lokasi pengambilan sampel dipilih sebanyak 5, mengacu pada Laporan Kualitas Air Provinsi DIY. Didapatkan hasil status mutu yang berbeda dari ketiga metode. Status mutu Sungai Code dihitung menggunakan Metode Indeks Pencemaran adalah tercemar ringan pada titik 1-4 dan tercemar sedang pada titik 5. Status Mutu dihitung menggunakan Metode Storet adalah tercemar sedang pada titik 1-3 dan tercemar ringan pada titik 4-5. Sedangkan, menggunakan Metode CCME status mutu sungai adalah rendah, kecuali pada titik 3 status mutu sungai adalah buruk. Menurut penelitian terdahulu, metode CCME adalah yang paling sesuai untuk menganalisis kualitas sungai yang ada di Indonesia dengan kecenderungan iklim tropis. Hal ini karena metode CCME WQI pada perhitungannya menggunakan data berulang dalam beberapa periode waktu tertentu. Sehingga, hal tersebut diyakini mampu menggambarkan kondisi lingkungan yang sebenarnya dalam periode waktu tersebut.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectCCME WQIen_US
dc.subjectIndeks Pencemaranen_US
dc.subjectStatus Mutuen_US
dc.subjectStoreten_US
dc.subjectSungai Codeen_US
dc.titlePenentuan Status Mutu Air Sungai Code dengan Metode Indeks Pencemaran (IP), Storet, dan CCME WQI berdasarkan Parameter Nitrat, Nitrit, dan Fosfaten_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM19513255


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record