Prototyping Untuk Analisis Kebutuhan Dan Perancangan Sistem Monitoring Mentoring” (Studi Kasus : Program Asistensi Agama Islam Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia)
Abstract
Program Asistensi Agama Islam merupakan program khusus pendampingan mata kuliah Agama Islam yang diberlakukan di beberapa fakultas, terutama
Fakultas Teknologi Industri (FTI UII). AAI ini memiliki proses pengelolaan yang
berjalan secara konvensional dimana proses pengelolaan informasi terkait AAI
masih menggunakan manual. Hal tersebut tentunya membuat proses penyampaian
informasi dan monitoring kegiatan menjadi kurang efektif. Untuk meningkatkan
kinerja dalam program asistensi tersebut, maka diusulkan sebuah prototype sistem
monitoring mentoring yang selanjutnya disebut SIMORING. Tujuan dari
penelitian ini adalah merancang sistem informasi yang dapat menyelesaikan
masalah yang terjadi dalam rangkaian kegiatan AAI. Sehingga nantinya dapat
menghasilkan sebuah sistem final yang interaktif, efisien serta efektif dalam
pengelolaan kegiatan AAI. Metode yang digunakan dalam perancangan sistem
monitoring mentoring ini menggunakan metode prototyping. Tahapan- tahapan
pada proses prototyping yang dilakukan yaitu mendengarkan masalah- masalah
yang ada pada klien mengenai kegiatan AAI. Apabila daftar permasalahan dari
klien sudah terkumpul, maka kemudian pengembang memberikan opsi
penyelesaian masalah dari permasalahan yang didapat sebelumnya. Apabila opsi
penyelesaian masalah telah disetujui, proses berikutnya yaitu membangun dan
memperbaiki prototype menggunakan aplikasi prototyping bernama AXURE
sampai dengan kebutuhan klien terpenuhi. Hal yang terakhir apabila prototype
sudah dirancang dan diperbaiki, maka kemudian dilakukan pengujian kepada
klien. Proses pengujian tersebut dilakukan kepada Tim BKP AAI, Mahasiswa
AAI FTI, Asisten AAI FTI, Dosen Pembimbing AAI FTI. Hasil akhir dari proses
prototyping tersebut yaitu terbentuknya sebuah tampilan interface dari masing-
masing halaman hak akses milik klien, serta alur proses yang dilakukan oleh
masing-masing klien. Jadi kesimpulan mengapa metode prototyping ini dipilih,
karena metode ini cukup efektif dalam mendapatkan kebutuhan dan alur proses
yang lengkap yang disetujui oleh klien maupun pengembang. Hal itu dikarenakan,
proses komunikasi dan keikutsertaan antara klien dan pengembang dapat berjalan
dengan baik.
Collections
- Informatics Engineering [2189]