Implementasi Soft Power Rusia dalam Upaya Aneksasi Krimea Tahun 2013-2014
Abstract
Pasca runtuhnya Uni Soviet pada 1991, Uni Soviet terbagi kedalam 15
negara yang mana Rusia dan Ukraina menjadi negara pecahan Uni Soviet yang
seringkali bersitegang. Aneksasi Krimea dari Ukraina pada awal 2014 merupakan
keputusan yang paling konsekuen selama 16 tahun kekuasaan Putin pasalnya
aneksasi Krimea menjadi konflik internasional yang disorot masyarakat dunia
karena dinilai sebagai pemicu sengketa Rusia Ukraina. Tulisan ini berfokus pada
upaya Rusia dalam mengendalikan dan menginstrumentalisasi sumber-sumber
soft power melalui instrumen agenda setting dan instrumen attraction yang
dikemukakan oleh Joseph Nye Jr. Adapun instrumen agenda setting yang
dilakukan Rusia seperti penggagalan agenda politik ukraina dalam penghapusan
bahasa untuk menarik perhatian krimea, sedangkan instrumen attraction sendiri
adalah perihal ketertarikan bagaimana Rusia melihat peluang terkait budaya, nilai
nilai politik, juga kebijakan luar negerinya di Krimea sebagai strategi soft power
nya pada aneksasi. Adapun metode yang digunakan adalah kualitatif dan studi
literatur seperti buku, jurnal, dan artikel surat kabar sebagai sumber pertama.
Kata Kunci: Soft Power, Legitimasi, Aneksasi.
After the collapse of the Soviet Union in 1991, the Soviet Union was
divided into 15 countries, of which Russia and Ukraine were the most contentious.
The annexation of Crimea from Ukraine in early 2014 was the most consequential
decision during Putin's 16 years in power because the annexation of Crimea
became an international conflict that was highlighted by the world community
because it was considered as a trigger for the Russia Ukraine dispute. This paper
focuses on Russia's efforts to control and instrumentalise soft power sources
through agenda setting instruments and attraction instruments proposed by Joseph
Nye Jr. The agenda setting instruments carried out by Russia such as the failure of
the Ukrainian political agenda in the elimination of language to attract the
attention of Crimea, while the attraction instrument itself is about how Russia
sees opportunities related to culture, political values, as well as its foreign policy
in Crimea as its soft power strategy in annexation. The method used is qualitative
and literature studies such as books, journals, and newspaper articles as the first
source.
Collections
- International Relations [502]