Show simple item record

dc.contributor.authorHarahap, Nurul
dc.contributor.authorHarahap, Amelia Anjani
dc.date.accessioned2024-01-18T03:21:06Z
dc.date.available2024-01-18T03:21:06Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/46721
dc.description.abstractBiolubricant merupakan pelumas yang terbuat dari minyak nabati (minyak zaitun, minyak biji bunga matahari, minyak jagung, minyak kacang kedelai, minyak kelapa sawit, minyak jarak) atau turunannya, termasuk metil oleat. Metil oleat adalah turunan minyak nabati yang merupakan hasil reaksi antara asam lemak minyak nabati dengan senyawa alkohol. Biolubricant dapat digunakan untuk meminimalisir gesekan antara komponen alat, mencegah korosi dan aus, menghilangkan kontaminan, hingga proses penyegelan. Hingga saat ini, masih belum ada pabrik Biolubricant di Indonesia. Berdasarkan Badan Pusat Stantistik, konsumsi pelumas di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami penurunan, sehingga akan dibangun pabrik Biolubricant dengan metil oleat kapasitas 10.806 ton/tahun di Kabupaten Karawang, Jawa Barat dengan luas total 35.000 m2 . Pabrik ini akan beroperasi selama 330 hari dalam setahun dan membutuhkan 105 karyawan. Proses produksi Biolubricant ini dilakukan dengan menggunakan proses reaksi Transesterifikasi yaitu dengan mereaksikan metil oleat (C19H36O2) dengan trimetilolpropan (C6H14O3) menggunakan bantuan katalis potassium karbonat (K2CO3) di dalam reaktor alir tangki berpengaduk (R-01 dan R-02) yang beroperasi pada suhu 120 °C dan tekanan 1 atm dengan konversi total metil oleat 70%. Hasil reaksi dari reaktor akan menghasilkan produk berupa trimethylolpropane fatty acid triester (TFATE (biolubricant)) (C60H110O6) dan metanol (CH3OH). Di dalam reaktor, digunakan nitrogen yang digunakan untuk mengangkat metanol. Katalis yang tersisa dipisahkan menggunakan filter (F-01) dan cairan yang bebas dari katalis akan dipisahkan menggunakan menara distilasi (MD-01). Hasil bottom menara distilasi (MD-01) menghasilkan produk TFATE (biolubricant) kemurnian 99% dengan impurities berupa metil oleat. Hasil distilasi menara distilasi akan dipisahkan dengan metanol dan direcycle untuk digunakan kembali. Untuk mencapai kapasitas produksi 10.806 ton/tahun dibutuhkan bahan baku metil oleat sebesar 14.668 ton/tahun. Utilitas yang dibutuhkan yaitu air sebesar 22.972 ton/tahun yang diperoleh dari Sungai Citarum serta kebutuhan listrik sebesar 254 kWh yang diperoleh dari PLN. Pabrik ini memerlukan modal tetap sebesar Rp 250.671.446.688 dan total biaya produksi sebesar Rp 701.228.659.369. Pabrik Biolubricant ini memiliki tingkat resiko rendah yang dianalisis melalui beberapa parameter. Hasil analisis ekonomi menunjukkan pabrik ini menghasilkan keuntungan setelah pajak sebesar Rp 62.582.665.745 dengan Return on Investment (ROI) setelah pajak sebesar 19,97%, Pay Out Time (POT) setelah pajak 3,5 tahun, Break Even Point (BEP) sebesar 49,43%, Shut Down Point (SDP) sebesar 33,27%, dan Discounted Cash Flow Return (DCFR) sebesar 35,70%. Berdasarkan hasil evaluasi ekonomi ini, dapat disimpulkan bahwa pabrik Biolubricant ini layak untuk didirikan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectBiolubricanten_US
dc.subjectMetil Oleaten_US
dc.subjectTransesterifikasien_US
dc.subjectTrimetilolpropanen_US
dc.subjectTFATEen_US
dc.titlePrarancangan Pabrik Biolubricant dari Metil Oleat Kapasitas 10.806 Ton/tahunen_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM19521057
dc.Identifier.NIM19521017


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record