Prarancangan Pabrik Biolubricant dari Metil Oleat Kapasitas 10.806 Ton/tahun
Abstract
Biolubricant merupakan pelumas yang terbuat dari minyak nabati (minyak
zaitun, minyak biji bunga matahari, minyak jagung, minyak kacang kedelai,
minyak kelapa sawit, minyak jarak) atau turunannya, termasuk metil oleat. Metil
oleat adalah turunan minyak nabati yang merupakan hasil reaksi antara asam
lemak minyak nabati dengan senyawa alkohol. Biolubricant dapat digunakan
untuk meminimalisir gesekan antara komponen alat, mencegah korosi dan aus,
menghilangkan kontaminan, hingga proses penyegelan. Hingga saat ini, masih
belum ada pabrik Biolubricant di Indonesia. Berdasarkan Badan Pusat Stantistik,
konsumsi pelumas di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami penurunan,
sehingga akan dibangun pabrik Biolubricant dengan metil oleat kapasitas 10.806
ton/tahun di Kabupaten Karawang, Jawa Barat dengan luas total 35.000 m2
.
Pabrik ini akan beroperasi selama 330 hari dalam setahun dan membutuhkan 105
karyawan. Proses produksi Biolubricant ini dilakukan dengan menggunakan
proses reaksi Transesterifikasi yaitu dengan mereaksikan metil oleat (C19H36O2)
dengan trimetilolpropan (C6H14O3) menggunakan bantuan katalis potassium
karbonat (K2CO3) di dalam reaktor alir tangki berpengaduk (R-01 dan R-02) yang
beroperasi pada suhu 120 °C dan tekanan 1 atm dengan konversi total metil oleat
70%. Hasil reaksi dari reaktor akan menghasilkan produk berupa
trimethylolpropane fatty acid triester (TFATE (biolubricant)) (C60H110O6) dan
metanol (CH3OH). Di dalam reaktor, digunakan nitrogen yang digunakan untuk
mengangkat metanol. Katalis yang tersisa dipisahkan menggunakan filter (F-01)
dan cairan yang bebas dari katalis akan dipisahkan menggunakan menara distilasi
(MD-01). Hasil bottom menara distilasi (MD-01) menghasilkan produk TFATE
(biolubricant) kemurnian 99% dengan impurities berupa metil oleat. Hasil
distilasi menara distilasi akan dipisahkan dengan metanol dan direcycle untuk
digunakan kembali. Untuk mencapai kapasitas produksi 10.806 ton/tahun
dibutuhkan bahan baku metil oleat sebesar 14.668 ton/tahun. Utilitas yang
dibutuhkan yaitu air sebesar 22.972 ton/tahun yang diperoleh dari Sungai Citarum
serta kebutuhan listrik sebesar 254 kWh yang diperoleh dari PLN. Pabrik ini
memerlukan modal tetap sebesar Rp 250.671.446.688 dan total biaya produksi
sebesar Rp 701.228.659.369. Pabrik Biolubricant ini memiliki tingkat resiko
rendah yang dianalisis melalui beberapa parameter. Hasil analisis ekonomi
menunjukkan pabrik ini menghasilkan keuntungan setelah pajak sebesar Rp
62.582.665.745 dengan Return on Investment (ROI) setelah pajak sebesar 19,97%,
Pay Out Time (POT) setelah pajak 3,5 tahun, Break Even Point (BEP) sebesar
49,43%, Shut Down Point (SDP) sebesar 33,27%, dan Discounted Cash Flow
Return (DCFR) sebesar 35,70%. Berdasarkan hasil evaluasi ekonomi ini, dapat
disimpulkan bahwa pabrik Biolubricant ini layak untuk didirikan.
Collections
- Chemical Engineering [1177]