Prarancangan Pabrik Akrilonitril dari Amonia, Propilen dan Udara Kapasitas 40.000 Ton/tahun
Abstract
Akrilonitril merupakan senyawa organik dengan formula C3H3N, berbentuk cairan
bening tidak berwarna dengan bau yang tajam yang memiliki sifat mudah terbakar
dan beracun. Akrilonitril dimanfaatkan sebagai bahan dasar dari berbagai sektor
industri, yaitu sebagai bahan kimia antara (intermediate) dalam pembuatan polimer
seperti akrilik dan modacrylic fibers, termoplastik, karet sintetis, adiponitril, dan
juga akrilamida. Produksi akrilonitril ini memiliki prospek yang cukup baik untuk
dikembangkan apabila ditinjau dari potensi bahan baku dan pemakaiannya, akan
tetapi hingga saat ini belum terdapat pabrik pembuatan akrilonitril di Indonesia,
konsumsi akrilonitril hanya mengandalkan impor. Melihat adanya prospek
pemasaran dan kemungkinan adanya perkembangan konsumsi akrilonitril, maka
diperlukan kajian untuk mengetahui prospek pendirian pabrik akrilonitril melalui
pra rancangan pabrik. Pabrik ini direncanakan berdiri di Terate, Serang, Banten
dengan kapasitas produksi 40.000 ton/tahun yang akan didirikan pada tahun 2027.
Proses produksi akrilonitril melalui reaksi amoksidasi SOHIO process atau reaksi
antara gas ammonia, propilen, dan udara yang berlangsung dalam fasa gas pada
reaktor fluidized bed. Reaksi terjadi pada suhu 470°C dan tekanan 2,7 atm dengan
bantuan katalis bismuth molybdenum oxide. Reaksi ini menghasilkan produk utama
berupa akrilonitril dengan kemurnian 90%. Dalam pembutan akrilonitril
membutuhkan propilen sebanyak 38.812,36 Ton/Tahun yang berasal dari PT.
Chandra Asri, ammonia sebanyak 18.851,87 Ton/Tahun yang berasal dari PT.
Pupuk Kujang, dan udara sebanyak 373.009,56 Ton/Tahun sebagai bahan baku
serta asam sulfat sebanyak 15.666,48 Ton/Tahun yang berasal dari PT. Asahimas
Subsentra Chemical. Kebutuhan utilitas meliputi air sebanyak 228.541,20 Kg/jam,
kebutuhan listrik sebesar 697,3615 kW yang disuplay oleh PLN, 1.416,0259
Kg/jam batu bara sebagai bahan bakar, dan kebutuhan udara tekan 73 m3
/jam.
Berdasarkan evaluasi ekonomi menunjukkan bahwa total biaya produksi adalah Rp
3.112.445.373.665,86 dan Rp 3.402.209.000.000 sebagai total penjualan. Pabrik ini
tergolong berisiko tinggi dengan Return of Investment (ROI) sebesar 43,99%
sebelum pajak, Pay Out Time (POT) sebelum pajak 1,9 tahun, BEP sebesar 41,75
%, SDP sebesar 28,50%, dan Discounted Cash Flow Rate of Return (DCFR)
sebesar 32%. Berdasarkan evaluasi ekonomi dapat disimpulkan bahwa pabrik ini
layak secara teknis dan ekonomis untuk dipertimbangkan.
Collections
- Chemical Engineering [1177]