Show simple item record

dc.contributor.authorPurnama, Ella Dwi
dc.contributor.authorOktavia, Ussy Alfina
dc.date.accessioned2024-01-17T06:06:50Z
dc.date.available2024-01-17T06:06:50Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/46683
dc.description.abstractKaprolaktam adalah bahan baku yang digunakan dalam pembuatan nilon-6 dan plastik. Umumnya kaprolaktam banyak digunakan dalam produksi nilon-6, karpet dan peralatan rumah tangga, kaprolaktam juga sedikit digunakan pada produksi pembungkus kabel, pembungkus makanan, serat sintesis, leatherette dan plasticizer. Saat ini, di Indonesia belum ada pabrik yang memproduksi kaprolaktam, sehingga untuk memenuhi kebutuhan kaprolaktam dalam negeri masih bergantung pada impor. Berdasarkan data dari pusat statistika, kebutuhan kaprolaktam di indonesia mengalami peningkatan, sehingga perlu didirikan pabrik kaprolaktam dengan kapasitas produksi sebesar 27.000 ton/tahun di kabupaten Serang, Banten. Proses produksi kaprolaktam dilakukan dengan mereaksikan sikloheksanon oksim dengan asam sulfat. Sikloheksanon oksim yang berbentuk padat dialirkan dari silo (SL-01) menuju Melter (MT-01) untuk diubah wujudnya menjadi cair dengan suhu 110 C dan tekanan 1 atm. Sikloheksanon oksim yang sudah cair, kemudian dialirkan menuju reaktor untuk direaksikan dengan asam sulfat yang sebelumnya dialirkan dari Tangki penyimpanan (T-01). Reaktor yang digunakan adalah reaktor alir tangki berpengaduk (R-01) yang beroperasi pada suhu 110 C dan tekanan 1 atm. Hasil reaksi pada R-01 berupa kaprolaktam sulfat kemudian diumpankan ke dalam Neutralizer (N-01) untuk direaksikan dengan Amonia sehingga menghasilkan produk berupa kaprolaktam dan Amonium Sulfat. Keluaran dari N-01 kemudian diumpankan ke dalam Rotary Drum Vacuum Filter (RDV-01) untuk dilakukan pemisahan produk utama dari produk samping. Amonium Sulfat sebagai cake dialirkan menuju Unit Pengolahan Lanjut (UPL) sedangkan kaprolaktam sebagai produk utama di bawa ke dalam Evaporator (EV- 01) untuk dipekatkan larutannya dengan menguapkan air. Larutan pekat kemudian dibawa ke dalam Crystallizer (CR-01) untuk dilakukan pengkristalan terhadap kaprolaktam. Setelah itu dilakukan pemisahan kristal kaprolaktam dari cairan yang masih terkandung menggunakan alat Centrifuge (CF-01) dan setelah itu dibawa ke Rotary Dryer (RD-01) untuk dilakukan pengeringan kristal kaprolaktam. Utilitas yang diperlukan oleh pabrik kaprolaktam ini adalah air sebanyak 1058162 kg/jam, yang diperoleh dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Cidanau, serta kebutuhan listrik sebesar 1019 kWh yang diperoleh dari PLN. Pabrik kaprolaktam adalah pabrik dengan resiko rendah (low risk) yang analisis berdasarkan beberapa parameter. Berdasarkan hasil analisis ekonomi dari pabrik kaprolaktam diketahui bahwa pabrik kaprolaktam membutuhkan modal tetap sebesar Rp 44.516.325.489 dan biaya total produksi sebesar Rp. 1.133.231.318.614 . Sehingga diperoleh keuntungan setelah pajak sebesar Rp. 56.603.439.854 dengan Return On Investment (ROI) setelah pajak sebesar 13,99%, Pay Out Time (POT) setelah pajak 5 tahun, Break Event Point (BEP) sebesar 48,99%, Shut Down Point (SDP) sebesar 29,73% dan Discounted Cash Flow Return (DCFR) sebesar 13,89%. Berdasarkan hasil evaluasi ekonomi yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa pabrik kaprolaktam ini layak untuk didirikan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectAmoniaen_US
dc.subjectAsam Sulfaten_US
dc.subjectKaprolaktamen_US
dc.subjectLow Risken_US
dc.subjectSikloheksanon Oksimen_US
dc.titlePra Rancangan Pabrik Kaprolaktam dari Sikloheksanon Oksim dan Asam Sulfat Kapasitas 27.000 Ton/tahunen_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM19521094
dc.Identifier.NIM19521076


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record