Pra Rancangan Pabrik Kaprolaktam dari Sikloheksanon Oksim dan Asam Sulfat Kapasitas 27.000 Ton/tahun
Abstract
Kaprolaktam adalah bahan baku yang digunakan dalam pembuatan nilon-6
dan plastik. Umumnya kaprolaktam banyak digunakan dalam produksi nilon-6,
karpet dan peralatan rumah tangga, kaprolaktam juga sedikit digunakan pada
produksi pembungkus kabel, pembungkus makanan, serat sintesis, leatherette dan
plasticizer. Saat ini, di Indonesia belum ada pabrik yang memproduksi
kaprolaktam, sehingga untuk memenuhi kebutuhan kaprolaktam dalam negeri
masih bergantung pada impor. Berdasarkan data dari pusat statistika, kebutuhan
kaprolaktam di indonesia mengalami peningkatan, sehingga perlu didirikan pabrik
kaprolaktam dengan kapasitas produksi sebesar 27.000 ton/tahun di kabupaten
Serang, Banten. Proses produksi kaprolaktam dilakukan dengan mereaksikan
sikloheksanon oksim dengan asam sulfat. Sikloheksanon oksim yang berbentuk
padat dialirkan dari silo (SL-01) menuju Melter (MT-01) untuk diubah wujudnya
menjadi cair dengan suhu 110 C dan tekanan 1 atm. Sikloheksanon oksim yang
sudah cair, kemudian dialirkan menuju reaktor untuk direaksikan dengan asam
sulfat yang sebelumnya dialirkan dari Tangki penyimpanan (T-01). Reaktor yang
digunakan adalah reaktor alir tangki berpengaduk (R-01) yang beroperasi pada suhu
110 C dan tekanan 1 atm. Hasil reaksi pada R-01 berupa kaprolaktam sulfat
kemudian diumpankan ke dalam Neutralizer (N-01) untuk direaksikan dengan
Amonia sehingga menghasilkan produk berupa kaprolaktam dan Amonium Sulfat.
Keluaran dari N-01 kemudian diumpankan ke dalam Rotary Drum Vacuum Filter
(RDV-01) untuk dilakukan pemisahan produk utama dari produk samping.
Amonium Sulfat sebagai cake dialirkan menuju Unit Pengolahan Lanjut (UPL)
sedangkan kaprolaktam sebagai produk utama di bawa ke dalam Evaporator (EV-
01) untuk dipekatkan larutannya dengan menguapkan air. Larutan pekat kemudian
dibawa ke dalam Crystallizer (CR-01) untuk dilakukan pengkristalan terhadap
kaprolaktam. Setelah itu dilakukan pemisahan kristal kaprolaktam dari cairan yang
masih terkandung menggunakan alat Centrifuge (CF-01) dan setelah itu dibawa ke
Rotary Dryer (RD-01) untuk dilakukan pengeringan kristal kaprolaktam. Utilitas
yang diperlukan oleh pabrik kaprolaktam ini adalah air sebanyak 1058162 kg/jam,
yang diperoleh dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Cidanau, serta kebutuhan listrik
sebesar 1019 kWh yang diperoleh dari PLN. Pabrik kaprolaktam adalah pabrik
dengan resiko rendah (low risk) yang analisis berdasarkan beberapa parameter.
Berdasarkan hasil analisis ekonomi dari pabrik kaprolaktam diketahui bahwa pabrik
kaprolaktam membutuhkan modal tetap sebesar Rp 44.516.325.489 dan biaya total
produksi sebesar Rp. 1.133.231.318.614 . Sehingga diperoleh keuntungan setelah
pajak sebesar Rp. 56.603.439.854 dengan Return On Investment (ROI) setelah
pajak sebesar 13,99%, Pay Out Time (POT) setelah pajak 5 tahun, Break Event
Point (BEP) sebesar 48,99%, Shut Down Point (SDP) sebesar 29,73% dan
Discounted Cash Flow Return (DCFR) sebesar 13,89%. Berdasarkan hasil evaluasi
ekonomi yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa pabrik kaprolaktam ini
layak untuk didirikan.
Collections
- Chemical Engineering [1177]