Analisis Kerentanan Struktur Bangunan Rumah Sederhana dan Tingkat Pemahaman Masyarakat terhadap Bangunan Tahan Gempa menggunakan Aplikasi Acebs di Desa Tangguh Bencana
Abstract
Penelitian mengenai kerentanan bangunan dan tingkat pemahaman masyarakat dilakukan di
tiga lokasi yang memiliki predikat Desa Tangguh Bencana dengan tingkat ancaman gempa yang
berbeda-beda, yaitu di Dusun Plumbon dengan tingkat ancaman gempa tinggi dan Dusun Candirejo
dengan tingkat ancaman gempa sedang yang termasuk dalam Desa Tangguh Bencana Sardonoharjo,
dan Dusun Turi yang termasuk dalam Desa Tangguh Bencana Donokerto dengan tingkat ancaman
gempa rendah. Untuk menekan risiko akibat bencana gempa bumi yang terjadi pada Dusun
Plumbon, Dusun Candirejo, dan Dusun Turi, maka diperlukan evaluasi mengenai kerentanan
bangunan dengan menggunakan aplikasi ACeBS (Asesmen Cepat Bangunan Sederhana) dan
evaluasi kapasitas masyarakat pada daerah tersebut, evaluasi tingkat pemahaman masyarakat
mengenai konsep bangunan tahan gempa dilakukan menggunakan metode kuisioner.
Berdasarkan hasil penelitian tingkat kerentanan bangunan di Dusun Plumbon memiliki hasil
sebesar 80% bangunan dengan kerentanan tingkat rendah, dan 20% bangunan dengan kerentanan
tingkat sedang. Lalu evaluasi kerentanan bangunan pada Dusun Candirejo memiliki hasil sebesar
95% bangunan dengan kerentanan tingkat rendah, dan 5% bangunan dengan tingkat sedang.
Sedangkan evaluasi pada Dusun Turi didapatkan hasil sebesar 90% bangunan dengan kerentanan
tingkat rendah, dan 10% bangunan dengan kerentanan tingkat sedang. Kemudian hasil penelitian
mengenai tingkat pemahaman masyarakat mengenai konsep bangunan tahan gempa di Dusun
Plumbon, Dusun Candirejo, dan Dusun Turi. Kemudian hasil tingkat pemahaman masyarakat
mengenai konsep bangunan tahan gempa di Dusun Plumbon terdapat sebanyak 5% warga tidak
paham, 10% warga kurang paham, 45% warga cukup paham, dan 40% paham. Kemudian pada
Dusun Candirejo terdapat sebanyak 20% warga kurang paham mengenai konsep bangunan tahan
gempa, 70% warga cukup paham, dan 10% warga paham. Dan pada Dusun Turi terdapat sebanyak
25% warga kurang paham mengenai konsep bangunan tahan gempa, 60% warga cukup paham, dan
15% warga paham mengenai konsep bangunan tahan gempa. Dilihat dari hubungan antara tingkat
kerentanan bangunan dan tingkat pemahaman masyarakat mengenai konsep bangunan tahan gempa
terhadap upaya pengurangan risiko bencana, maka upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi
risiko bencana secara efektif adalah dengan menurunkan kerentanan dengan cara melakukan
asesmen pada bangunan dan melakukan perbaikan struktur sesuai dengan standar dan memperbesar
kapasitas yang berupa pengetahuan masyarakat mengenai bangunan tahan gempa.
Collections
- Civil Engineering [4192]