Show simple item record

dc.contributor.authorNitandre, Dwiky
dc.contributor.authorSaptorini, Hastuti
dc.date.accessioned2024-01-04T03:56:56Z
dc.date.available2024-01-04T03:56:56Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/46149
dc.description.abstractSektor usaha dan industri Food and Beverage (FnB), atau bisnis kuliner, saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang pesat, memberikan dampak signifikan bagi perkantoran, pusat penjualan eceran, dan gaya hidup modern. Di kota Pekanbaru, Riau, terdapat sebuah contoh yang menarik perhatian, yakni 12 stan kuliner jalanan (street food) yang telah meraih popularitas di kalangan penduduk, terutama di sekitar Bundaran Tugu Keris dan jalan WR.Supratman. Respons positif masyarakat terhadap aktivitas kuliner ini, khususnya pada malam hari, telah mengakibatkan peningkatan jumlah pedagang kaki lima (PKL) dan permintaan akan area makan yang lebih luas. Namun, meskipun kontribusi aktivitas tersebut terhadap perekonomian kota positif, keberadaan PKL yang tak terkendali juga menghadirkan tantangan dalam konteks perkotaan, menjadikan perencanaan dan pengelolaan yang lebih efektif menjadi suatu kebutuhan mendesak. Sebagai inspirasi, Jerudong Park di Brunei telah berhasil menciptakan sebuah food court sukses yang terdiri dari 40 kios kuliner, tanpa merusak lingkungan sekitarnya. Keberhasilan ini tidak hanya menjadikan tempat tersebut sebagai destinasi kuliner yang populer, tetapi juga mengatasi berbagai masalah perkotaan yang ada. Konsep inilah yang menjadi landasan dari penelitian ini, yang bertujuan untuk merancang sebuah pusat kuliner dan pusat oleh-oleh khas Pekanbaru yang mampu menggabungkan unsur kuliner dan non-kuliner di kota tersebut. Pusat ini akan berfungsi sebagai kawasan rekreasi, wisata kuliner, dan pusat oleh-oleh, sambil tetap mempertahankan karakteristik alami Taman Kota Pekanbaru serta menonjolkan identitas budaya Melayu Riau Penelitian ini melibatkan serangkaian tahap eksplorasi, seperti eksplorasi konteks situs, pengaturan ruang, perilaku dan kegiatan pengguna, kebutuhan ruang, relasi antar ruang, konsep desain, zonasi dan tata masa, serta penentuan zonasi yang optimal. Hasil dari penelitian ini adalah rancangan Pusat Kuliner dan Oleh-Oleh Pekanbaru yang memiliki peran ganda sebagai tempat rekreasi budaya, destinasi wisata kuliner, dan pusat oleh-oleh Melayu Riau. Fungsi pertama dicapai melalui integrasi elemen arsitektur budaya dan monumen Lancang Kuning yang merefleksikan identitas budaya Riau. Fungsi kedua diwujudkan dalam bentuk pusat kuliner dengan 13 kios yang menawarkan hidangan khas Melayu Riau, yang diintegrasikan dengan desain arsitektur secara khas. Sedangkan, fungsi ketiga adalah sebagai pusat perbelanjaan oleh-oleh, yang menawarkan beragam produk kuliner maupun non-kuliner. Bangunan ini memiliki luas keseluruhan 3.898,5m2 dengan area terbuka seluas 14.701,5m2 di atas lahan seluas 18.600m2, dengan perencanaan KDB (Koefisien Dasar Bangunan) sebesar 50% (Standar = 9.300m2, Hasil = 3.898,5m2), KLB (Koefisien Lantai Bangunan) sebesar 1,60 (Standar = 29.760m2, Hasil = 3.898,5m2), dan KDH (Koefisien Dasar Hijau) sebesar 70% (Standar = 13.020m2, Hasil = 14.701,5m2). Keseluruhan penelitian ini memberikan pandangan komprehensif tentang bagaimana merancang sebuah pusat kuliner dan oleh-oleh yang berfungsi sebagai pusat rekreasi budaya, destinasi wisata kuliner, serta pusat oleh-oleh yang tetap menghormati keunikan alam Taman Kota Pekanbaru dan mewakili kekhasan budaya Melayu Riau.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectFood and Beverage Industry (FnB)en_US
dc.subjectKuliner Jalanan (Street Food)en_US
dc.subjectPusat Kuliner dan Oleh-Olehen_US
dc.subjectIdentitas Budaya Melayu Riauen_US
dc.subjectPerencanaan Ruang dan Desainen_US
dc.titlePerancangan Pusat Kuliner dan Oleh-oleh Pekanbaruen_US
dc.title.alternativeDesign of Culinary and Souvenir Center Pekanbaruen_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM16512155


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record