Perancangan Pusat Kuliner dan Oleh-oleh Pekanbaru
Abstract
Sektor usaha dan industri Food and Beverage (FnB), atau bisnis kuliner, saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang pesat, memberikan
dampak signifikan bagi perkantoran, pusat penjualan eceran, dan gaya hidup modern. Di kota Pekanbaru, Riau, terdapat sebuah contoh
yang menarik perhatian, yakni 12 stan kuliner jalanan (street food) yang telah meraih popularitas di kalangan penduduk, terutama di sekitar
Bundaran Tugu Keris dan jalan WR.Supratman. Respons positif masyarakat terhadap aktivitas kuliner ini, khususnya pada malam hari, telah
mengakibatkan peningkatan jumlah pedagang kaki lima (PKL) dan permintaan akan area makan yang lebih luas. Namun, meskipun
kontribusi aktivitas tersebut terhadap perekonomian kota positif, keberadaan PKL yang tak terkendali juga menghadirkan tantangan dalam
konteks perkotaan, menjadikan perencanaan dan pengelolaan yang lebih efektif menjadi suatu kebutuhan mendesak.
Sebagai inspirasi, Jerudong Park di Brunei telah berhasil menciptakan sebuah food court sukses yang terdiri dari 40 kios kuliner, tanpa
merusak lingkungan sekitarnya. Keberhasilan ini tidak hanya menjadikan tempat tersebut sebagai destinasi kuliner yang populer, tetapi juga
mengatasi berbagai masalah perkotaan yang ada. Konsep inilah yang menjadi landasan dari penelitian ini, yang bertujuan untuk merancang
sebuah pusat kuliner dan pusat oleh-oleh khas Pekanbaru yang mampu menggabungkan unsur kuliner dan non-kuliner di kota tersebut.
Pusat ini akan berfungsi sebagai kawasan rekreasi, wisata kuliner, dan pusat oleh-oleh, sambil tetap mempertahankan karakteristik alami
Taman Kota Pekanbaru serta menonjolkan identitas budaya Melayu Riau
Penelitian ini melibatkan serangkaian tahap eksplorasi, seperti eksplorasi konteks situs, pengaturan ruang, perilaku dan kegiatan
pengguna, kebutuhan ruang, relasi antar ruang, konsep desain, zonasi dan tata masa, serta penentuan zonasi yang optimal.
Hasil dari penelitian ini adalah rancangan Pusat Kuliner dan Oleh-Oleh Pekanbaru yang memiliki peran ganda sebagai tempat rekreasi
budaya, destinasi wisata kuliner, dan pusat oleh-oleh Melayu Riau. Fungsi pertama dicapai melalui integrasi elemen arsitektur budaya dan
monumen Lancang Kuning yang merefleksikan identitas budaya Riau. Fungsi kedua diwujudkan dalam bentuk pusat kuliner dengan 13 kios
yang menawarkan hidangan khas Melayu Riau, yang diintegrasikan dengan desain arsitektur secara khas. Sedangkan, fungsi ketiga adalah
sebagai pusat perbelanjaan oleh-oleh, yang menawarkan beragam produk kuliner maupun non-kuliner. Bangunan ini memiliki luas
keseluruhan 3.898,5m2 dengan area terbuka seluas 14.701,5m2 di atas lahan seluas 18.600m2, dengan perencanaan KDB (Koefisien Dasar
Bangunan) sebesar 50% (Standar = 9.300m2, Hasil = 3.898,5m2), KLB (Koefisien Lantai Bangunan) sebesar 1,60 (Standar = 29.760m2,
Hasil = 3.898,5m2), dan KDH (Koefisien Dasar Hijau) sebesar 70% (Standar = 13.020m2, Hasil = 14.701,5m2).
Keseluruhan penelitian ini memberikan pandangan komprehensif tentang bagaimana merancang sebuah pusat kuliner dan oleh-oleh yang
berfungsi sebagai pusat rekreasi budaya, destinasi wisata kuliner, serta pusat oleh-oleh yang tetap menghormati keunikan alam Taman Kota
Pekanbaru dan mewakili kekhasan budaya Melayu Riau.
Collections
- Architecture [3653]