Show simple item record

dc.contributor.authorRatnasari, Windy
dc.date.accessioned2024-01-03T05:02:56Z
dc.date.available2024-01-03T05:02:56Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/46122
dc.description.abstractLatar belakang: Meniran merupakan salah satu herba yang terbukti dengan berbagai aktivitas farmakologinya namun memiliki sifat kelarutan yang rendah, Nanoformulasi dalam bentuk SNEDDS dapat menjadi alternatif dalam peningkatan bioavaibilitasnya, tetapi di waktu yang bersamaan berpotensi meningkatkan ketoksikan karena jumlah obat yang diabsorpsi lebih banyak. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menguji ketoksikan SNEDDS meniran menggunakan metode OECD 425 serta histopatologi organ hati dan ginjal. Metode: Proses pembuatan SNEDDS meniran dilakukan dengan mencampurkan ekstrak meniran 1 gram, labrasol 2 gram, tween 80 2 gram dan propilen gikol 1gram kemudian diaduk hingga homogen dan dilanjutkan proses evaluasi sediaan SNEDDS. Penelitian ini menggunakan hewan uji tikus jantan galur Wistar berjumlah 11 ekor yang telah diaklimatisasi. Pengujian ini diawali dengan uji limit test yang menggunakan dosis 2000 mg/kgBB SNEDDS meniran yang diberikan pada hewan uji secara oral, dilanjutkan uji main test dengan dosis berdasarkan faktor progresi 3,2 sesuai dengan OECD 425 yaitu 175; 550; dan 2000 mg/kgBB. Hewan uji diamati gejala ketoksikannya secara intensif pada 4 jam pertama dan dilanjutkan selama 14 hari dengan frekuensi pengamatan sehari sekali. Nekropsi dilakukan pada hewan uji yang mati dan hewan uji yang masih hidup setelah 14 hari pengamatan. Eutanasia dilakukan pada hewan uji dengan pemberian CO2, kemudian diambil organ hati dan ginjal hewan uji yang diamati secara makroskopis dan mikroskopis berdasarkan Nonalcoholic Steatohepatitis Clinical Research Network (NASH CRN) Scoring System dan Endothelial Glomerular Tubular Interstitial (EGTI) Histology Scoring System. Analisis data berat badan hewan uji dilakukan menggunakan rasio persen kenaikan dan AOT425StatPgm untuk mengetahui nilai LD50. Hasil : Hasil pengujian ukuran partikel dan indeks polidispersi SNEDDS meniran sebesar 19,17 ± 0,35 nm dan 0,28 ± 0,09. Nilai LD50 SNEDDS meniran lebih besar dari 2000 mg/kgBB, berdasarkan klasifikasi GHS termasuk dalam kategori 5 yaitu praktis tidak toksik. Gejala ketoksikan yang muncul hanya bersifat reversible. Terjadi peningkatan berat badan yang mengindikasikan bahwa tidak terjadi ketoksikan dan gambaran histopatologis organ hanya mengalami sedikit perubahan. Kesimpulan : SNEDDS meniran tidak menyebabkan ketoksikan akut pada tikus jantan galur Wistar.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectMeniranen_US
dc.subjectSNEDDSen_US
dc.subjectOECD 425en_US
dc.subjectToksisitas Akuten_US
dc.titleToksisitas Akut Self-nano Emulsifying Drug Delivery System (Snedds) Meniran pada Tikus Jantan Galur Wistar dengan Metode Oecd 425en_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM19613106


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record