Analisis Sebaran Senyawa Pengganggu Hormon (Endocrine Disruptors) pada Air Tanah di Sekitar Fasilitas Kesehatan Wilayah Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Yogyakarta
Abstract
Kawasan Kecamatan Sleman merupakan wilayah sub-urban yang memiliki
banyak fasilitas kesehatan, pertanian, industri dan sarana publik lainnya. Sehingga
kemungkinan besar terdapat pencemaran senyawa Endocrine Disruptor
(Phthalates dan Bisphenol A) akibat residu dan produk sampingan dari fasilitas
tersebut. Dampak dari paparan senyawa ini dapat merugikan kesehatan seperti
mengganggu fungsi dan regulasi hormon normal serta mengganggu reproduksi
pada makhluk hidup dan manusia. Penelitian ini dilakukan pada 8 titik sampel air
sumur dangkal dengan menguji kandungan senyawa phthalates dan BPA pada air
tanah. Analisis senyawa phthalates dilakukan dengan menggunakan metode
ekstraksi Solid Phase Extraction (SPE) dan instrument Gas Chromatography–Mass
Spectrometry (GC-MS). Sedangkan, analisis senyawa BPA dilakukan dengan
menggunakan instrument Spektrofotometer UV-Vis. Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan kandungan senyawa phthalates paling tinggi yaitu Dicyclohexyl
phthalate (DCHP) pada SG2 sebesar 0,2538 mg/L, Diisooctyl Phthalate (DIOP)
pada SG2 sebesar 0,2228 mg/L, dan Diethyl phthalate (DEP) pada SG8 sebesar
0,1632 mg/L, serta senyawa bisphenol A paling tinggi terdapat pada SG3 sebesar
4,68 mg/L dan SG2 sebesar 4,24 mg/L. Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberadaan senyawa pengganggu hormon (phthalates dan BPA) pada tanah
dikondisikan oleh sifat fisikokimia seperti jenis matriks (udara, air, dan tanah) dan
kondisi lingkungan (pH, suhu, dan tekanan). Selain itu, jarak sumber pencemar dari
sumur, kedalaman sumur, kehadiran bahan kimia lainnya dan pola aktivitas
masyarakat juga penting dalam mempengaruhi keberadaan phthalates dan BPA.
Collections
- Environmental Engineering [1435]