CONNECTIVE ACTION DALAM AKSI TIGA TAGAR PSS SLEMAN
Abstract
Ruang publik media sosial telah menjadi kekuatan publik di mana segala sesuatu
dapat dengan mudah tersebar di media sosial untuk digunakan sebagai ruang untuk menarik
keinginan masyarakat. Alasan penulis memilih fenomena tiga tagar dari aktivisme suporter
PSS Sleman yang ada di media sosial sebagai objek penelitian dikarenakan penulis ingin
mengetahui gerakan apa saja yang dilakukan kelompok suporter Brigata Curva Sud dalam
melakukan resistensi melalui media sosial. Tujuan dalam penelitian ini mengacu pada
rumusan masalah yang telah dijabarkan yaitu untuk mengetahui bagaimana fenomena
Gerakan Tiga Tagar PSS Sleman ditinjau sebagai fenomena aktivisme media digital.
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-interpretatif yang
nantinya akan berupaya mencari penjelasan tentang peristiwa sosial atau budaya
berdasarkan perspektif dan pengalaman masyarakat yang diteliti. Proses menyebarluaskan,
menggunakan dan mendukung atau mengkritisi informasi dapat disebarluaskan, diterima
dan ditanggapi dengan cepat. Kondisi ini ditunjukkan oleh tiga tagar #DejanOut,
#ArthurOut dan #MarcoOut berupa gerakan perlawanan pendukung Brigata Curva Sud di
jejaring sosial yang mendapat banyak dukungan. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan
media sosial dalam membentuk gerakan sosial sangat efektif dalam menarik perhatian
publik dan dapat dijadikan sebagai kekuatan baru dalam memberikan suatu kritik terhadap
kebijakan yang dirasa bersebrangan