PERANCANGAN MIXED-USE NGABEAN CENTRAL STASIUN DAN SHOPPING CENTER YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN BIOPHILIC ARCHITECTURE
View/ Open
Date
2018-01-31Author
Prastyanto, Muhammad Hardyan
Suparwoko, Suparwoko
Metadata
Show full item recordAbstract
Kota Yogyakarta, setiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah penduduk (BPS DIY, 2017). Jumlah kendaraan
bermotor di Kota Yogyakarta (rata-rata mencapai 9,7% per tahun) dengan rata-rata pertumbuhan 8000 unit/bulan untuk
kendaraan sepeda motor saja. Sementara, penggunaan lahan eksisting Kota Yogyakarta tahun 2014 didominasi oleh
permukiman seluas 1333,75 ha (40.58%). Permukiman ini tersebar merata di seluruh Kota Yogyakarta. Ruang Terbuka
Hijau eksistingnya seluas 584,45 ha (17,78%) terdiri dari Ruang Terbuka Hijau publik seluas 329,63 ha (10,03%) dan
Ruang Terbuka Hijau privat seluas 254,82 ha (7,75%). Hal ini menunjukkan bahwa Ruang Terbuka Hijau di Kota
Yogyakarta masih jauh dari standar kebutuhan yang harus dipenuhi untuk menuju Kota Hijau yaitu 30%. Perbandingan
yang kontras antara pertumbuhan penduduk yang menigkat dengan luas lahan hijau yang terus menurun mendorong
pengembangan desain yang berorientasi pada regenerasi lahan hijau atau bahkan menciptakan lahan hijau baru didalam
desain. Oleh karena itu, Permasalahan yang muncul dari perancangan Ngabean Central Stasiun dan Shopping Center
adalah bagaimana merancangan bangunan Mixed-Use Stasiun Ngabean yang terintegrasi dengan fasilitas shopping dan
ruang terbuka dengan pendekatan biophilik Arsitektur. Desain biophilik adalah desain yang berlandaskan pada aspek
biophilia dengan tujuan untuk menghasilkan suatu ruang yang dapat berpartisipasi dalam peningkatan kesejahteraan
hidup manusia secara fisik dan mental dengan membina hubungan positif antara manusia dan alam di tempat-tempat
yang memiliki makna budaya dan ekologi. Makalah ini akan membahas sintesa antara kebutuhan perancangan Ngabean
Central Station yang mengakomodasi kebutuhan ruang terbuka hijau kota Yogyakarya dengan pendekatan Arsitektur
Biophilik.