Analisis Sebaran Logam Berat Pada Air Tanah Menggunakan Metode Inverse Distance Weighting (IDW) di Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Abstract
Air tanah adalah sumber persediaan air yang sangat berperan penting dalam fungsi
penghidupan bagi makhluk hidup didunia. Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk di
Kapanewon Ngaglik maka menyebabkan penggunaan air tanah dan juga permasalahan kualitas
air tanah meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kontaminasi logam berat
(timbal, tembaga, besi) pada air tanah serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas air tanah di Kapanewon Ngaglik. Penetuan titik penelitian dilakukan dengan metode
purposive sampling berdasarkan terdapatnya area pemukiman penduduk, sedangkan pengujian
kandungan logam berat (timbal, tembaga, besi) dilakukan dengan destruksi lalu diukur pada
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) – nyala. Hasil pengujian kemudian dibandingkan
dengan Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2 Tahun 2023 dan Peraturan
Meteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492 Tahun 2010 pada klasifikasi Baku Mutu Air
Minum. Berdasarkan hasil analisis terdapat kontaminasi logam berat (timbal, tembaga, besi)
yang terkandung pada air tanah di Kapanewon Ngaglik yaitu timbal sebesar 0,0006 mg/L
hingga 0,01609 mg/L, tembaga sebesar 0,0037 mg/L hingga 0,0189 mg/L, dan besi sebesar
0,0148 mg/L hingga 0,1039 mg/L. Namun demikian, terdapat kontaminasi timbal yang
menunjukkan hasil diatas dari baku mutu menurut Peraturan Meteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 2 Tahun 2023 dan Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492
Tahun 2010 yaitu sebesar 0,01 mg/L pada titik SP1 dan SP2. Pada parameter tembaga menurut
Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492 Tahun 2010 masih jauh dibawah baku
mutu yaitu sebesar 2 mg/L. Sedangkan baku mutu parameter besi menurut Peraturan Meteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 492 Tahun 2010 memiliki nilai sebesar 0,3 mg/L dan
Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2 Tahun 2023 memiliki nilai sebesar 0,2
mg/L. Ini menandakan bahwa parameter besi pada penelitian masih jauh dibawah baku mutu
yang ada.
Collections
- Environmental Engineering [1459]