Hyehwa Station Protest Sebagai Advokasi untuk Mengatasi Permasalahan Molka
Abstract
Fenomena diskriminasi gender dan patriarki sebenarnya sudah terjalin sejak dahulu
akibat Konfusianisme atau filosofi moral dari China yang masih dianut oleh
masyarakat Korea Selatan. Bentuk diskriminasi gender dan patriarki makin meluas
sejalannya dengan perkembangan arus teknologi hingga menjadi kekerasan
berbasis gender online. Tindakan tersebut bergejolak menjadi digital sex crimes
atau spy cam atau dalam padanan bahasa Korea Selatan yakni Molka. Penelitian ini
berkmaksud untuk menganalisis fenomena Hyehwa Station Protest dalam
mengatasi digital sex crimes atau Molka menggunakan instrumen Social Advocacy.
Aksi Hyehwa Station Protest dalam pelaksanaanya membawa banyak efek positif
hingga jangkauan yang luas untuk kampanye secara langsung dan online. Hyehwa
Station Protest ingin mewujudkan masyarakat yang ideal tanpa adanya kejahatan
berbasis gender seperti diskriminasi, misogini, patriarki dan bias gender di institusi
pemerintahan maupun kehidupan sosial.
Collections
- International Relations [502]