Evaluasi Terapi Obat Pada Pasien Infeksi Menular Seksual Di Puskesmas Cangkringan Periode 2021-2022
Abstract
Latar belakang: Infeksi menular seksual (IMS) merupakan salah satu masalah
utama kesehatan di dunia yang disebabkan oleh beragam jenis mikroba
(bakteri, virus dan parasit) yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
Menurut WHO ada sekitar 30 jenis mikroba (bakteri, virus dan parasit) yang
dapat ditularkan secara seksual. Data Sistem Informasi HIV/AIDS (SIHA)
diperoleh angka kejadian IMS yang didiagnosis berdasarkan pendekatan
pemeriksaan laboratorium sebanyak 1.605 kasus dengan diagnosis terbanyak
gonore (GO) mencapai 354 kasus.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tatalaksana dan
kesesuaian terapi pada penanganan IMS di Puskesmas Cangkringan periode
2021-2022.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan
cross sectional dengan pengambilan data secara retrospektif melalui
penelusuran rekam medik.
Hasil penelitian: diperoleh populasi sebanyak 542 data rekam medik pasien
dengan proporsi laki - laki 22% dan perempuan 78% dengan diagnosis
terbanyak pada pasien laki laki yaitu uretritis non gonore 92% dan pada
perempuan diagnosis kandidiasis 89%. Terapi yang paling banyak digunakan
adalah terapi kombinasi azitromisin dan sefiksim dan terapi tunggal nistatin.
Kesesuaian terapi pasien IMS di Puskesmas Cangkringan dengan buku
pedoman nasional penanganan IMS 2016 untuk diagnosis gonore, uretritis non
gonore, trikomoniasis, servisitis sebesar 100% sesuai. Namun, terdapat
ketidaksesuaian terapi pada diagnosis bv sebesar 98% dan 2% pada diagnosis
kandidisis.
Kesimpulan: Terapi obat yang paling banyak diberikan untuk pengobatan IMS
di Puskesmas Cangkringan adalah kombinasi azitromisin-sefiksim dan terapi
tunggal nistatin dan 97% terapi obat yang diberikan sesuai dengan pedoman.
Collections
- Pharmacy [1444]