Show simple item record

dc.contributor.authorTIAS SEPTIAN HADI
dc.date.accessioned2023-05-16T03:03:48Z
dc.date.available2023-05-16T03:03:48Z
dc.date.issued2023-02
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/44395
dc.description.abstractPeningkatan kebutuhan masyarkat akan energi listrik terus mengalami kenaikan menurut data Kementerian ESDM dari 1,021 MWH/kapita pada 2017 menjadi 1,126 MWH/kapita pada 2021. Sedangkan produksi listrik masih didominasi oleh energi fosil menurut data Kementrian ESDM produksi listrik bersumber energi fosil mencapai 84,53% pada 2021. Padahal menurut The EDGAR power industry menjadi penyumbang terbesar dalam menghasilkan emisi gas CO2. Sehingga perlu alternatif dalam power industry salah satunya panel surya atau PLTS. Kabar baiknya industri PLTS Indonesia mengalami kenaikan dari 50,9 MW pada 2016 menjadi 201,09 MW pada 2021. Namun PLTS memiliki gangguan yang umum seperti overheating, keretakan, kerusakan Potensial Induced Degradition (PID) serta penumpukan debu sehingga perlu dipantau secara berkala dan dengan berkembangnya teknologi diharapkan mampu memantau secara real time. Dalam monitoring diperlukan untuk mengetahui kinerja dan permasalahan yang ada di panel surya sehingga perlu diketahui nilai dari tegangan AC, tegangan DC, arus AC, arus DC, intensitas cahaya,suhu baterai, suhu dan kelembaban sekitar panel surya. Untuk memudahkan monitoring dipantau melalui smartphone dan PC serta penyimpanan data menggunakan google spreadsheet. Cara kerja dari sistem ini, arduino slave yang ada dibawah akan membaca dan mengirim data tegangan DC, tegangan AC, arus AC, arus DC, dan suhu baterai ke arduino master menggunakan modul RS485 dengan panjang 2 meter. Kemudian arduino master membaca suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya serta mengirim data ke Blynk setiap 8 detik. Kemudian data dari blynk diambil oleh spreadsheet setiap 1 menit dan pemantauan dapat diliat baik di PC maupun smartphone. Dari hasil monitoring selama 7 hari 7 jam menghasilkan performa dengan daya ratarata 100,58 WP dan arus 6,98 A. Analisa korelasi yang dilakukan menghasilkan korelasi 0,89 pada lux- arus DC dan 0,8 pada suhu-arus DC dengan regresi 0,965 pada lux-arus DC serta 0,73 pada suhu-arus DC. Analisa panel surya menggunakan SCC memiliki nilai 180% lebih besar tanpa SCC pada arus dan 140% pada daya.en_US
dc.publisherUNIVERSITAS ISLAM INDONESIAen_US
dc.titleRancang Bangun Sistem Monitoring Panel Surya Solarworld 150wp Polycrystalline Berbasis Internet Of Thingsen_US
dc.Identifier.NIM16524065


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record