• Login
    View Item 
    •   DSpace Home
    • Lecturers And Researchers
    • Faculty of Civil Engineering and Planning
    • Department of Architecture
    • SAKAPARI (Seminar Karya & Pameran Arsitektur Indonesia)
    • SAKAPARI 2020 #SERIES 7
    • View Item
    •   DSpace Home
    • Lecturers And Researchers
    • Faculty of Civil Engineering and Planning
    • Department of Architecture
    • SAKAPARI (Seminar Karya & Pameran Arsitektur Indonesia)
    • SAKAPARI 2020 #SERIES 7
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Menentukan Heritage [Warisan-Pusaka] Arsitektur Bangunan Bersejarah dalam Pelestarian

    Thumbnail
    View/Open
    PROSIDING SAKAPARI 7_1.pdf (582.1Kb)
    Date
    2021-02-20
    Author
    Antariksa, Antariksa
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Pelestarian dalam arsitektur bangunan merupakan salah satu daya tarik bagi sebuah kawasan. Dengan terpeliharanya satu bangunan bersejarah pada suatu kawasan akan memberikan ikatan kesinambungan yang erat, antara masa kini dan masa lalu. Seorang ahli hukum dari Universitas Kopenhagen, Denmark, JJA Worsaae pada abad ke-19 mengatakan, ”bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak hanya melihat masa kini dan masa mendatang, tetapi mau berpaling ke masa lampau untuk menyimak perjalanan yang dilaluinya. Hal senada juga pernah diungkapkan oleh filosuf Aguste Comte dengan ”Savoir Pour Prevoir”, yang diartikan sebagai mempelajari masa lalu, melihat masa kini, untuk menentukan masa depan. Melihat hal tersebut, maka masa lalu yang diungkapkan dengan keberadaan fisik dari bangunan bersejarah akan ikut menentukan dan memberikan identitas yang khas bagi suatu kawasan perkotaan di masa mendatang. Kawasan bersejarah yang memiliki karakter unik, seperti terdapatnya bangunanbangunan bersejarah yang perlu pemahaman historis dan arsitekturnya. Hal ini dimaksudkan agar makna kultural yang berupa nilai keindahan, sejarah, keilmuan, atau nilai sosial untuk generasi lampau, masa kini, dan masa mendatang akan dapat terpelihara. Bagaimana hasil dari penilaian makna kultural tadi dapat ditentukan untuk strategi pelestarian warisan arsitektur bangunan tersebut. Hal ini dikarenakan bangunganbangunan tersebut merupakan peradaban hasil karya budaya manusia. Jadi dapat disimpulkan bahwa, tanpa usaha pelestarian yang layak sebuah kota akan kehilangan sejarahnya yang seharusnya menghubungkan kita dengan masa lalu, juga akan kehilangan identitasnya. Dengan hilangnya bangunan kuno tersebut, lenyap pulalah bagian sejarah dari suatu tempat yang sebenarnya telah menciptakan suatu identitas tersendiri, sehingga menimbulkan erosi identitas budaya (Sidharta & Budhiardjo 1989). Dengan demikian, tujuan konservasi tidak semata untuk meningkatkan mutu kawasan cagar budaya kota secara fisik saja, tetapi juga untuk menjaga stabilitas perkembangan kawasan atau bangunan itu sendiri.
    URI
    http://hdl.handle.net/123456789/43632
    Collections
    • SAKAPARI 2020 #SERIES 7 [79]

    DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    @mire NV
     

     

    Browse

    All of DSpaceCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    @mire NV