Show simple item record

dc.contributor.authorAlaya Noorhuda, Rafly
dc.date.accessioned2023-04-19T02:20:57Z
dc.date.available2023-04-19T02:20:57Z
dc.date.issued2021-02-20
dc.identifier.isbn978-602-450-625-4
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/43586
dc.description.abstractPaper ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi permukiman informal, metode yang digunakan berupa studi preseden dari Program Baan Mankong di Thailand dan Twin-Track Approach di Brazil, berdasarkan studi sehingga tercipta rekomendasi-rekomendasi yang dapat digunnakan untuk mengatasi masalah permukiman informal berupa bentuk bangunan, infrastruktur lingkungan, dan fasilitas umum dan sosial. Kota Banjarmasin memiliki luas kawasan kumuh di bantaran sungai sebesar 40%. Perkembangan yang tidak terkendali mengakibatkan kawasan – kawasan tepian sungai tampak kumuh padahal kawasan tersebut dapat menjadi aset Kota Banjarmasin, sebaliknya kawasan tersebut menjadi wajah buruk bagi Kota karena banyaknya permukiman kumuh baik didaratan maupun di bantaran sungai Kota Banjarmasin. Untuk menyelesaikan permasalahan permukiman informal maka rekomendasi-rekomendasi beserta panduannya dibuat, yaitu panduan rancangan berupa bentuk dan fungsi bangunan, infrastruktur lingkungan, dan fasilitas umum dan sosial. Hadirnya permukiman kumuh di pinggir sungai perlu menjadi perhatian bagi pemerintah, planner, ataupun arsitek dalam pembangunan suatu kawasan. Keberadaan permukiman ini tidak harus diratakan, akan tetapi bisa diperbaiki sehingga dapat menjadi potensi wisata pinggir sungai yang baik dan indahen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.relation.ispartofseriesSakapari 7;
dc.subjectbangunan informalen_US
dc.subjectsungaien_US
dc.subjectpenataanen_US
dc.titlePermukiman Kumuh di Pinggir Sungai Kelayan Kota Banjarmasinen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record