Permukiman Kumuh di Pinggir Sungai Kelayan Kota Banjarmasin
Abstract
Paper ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi
permukiman informal, metode yang digunakan berupa studi preseden dari Program Baan
Mankong di Thailand dan Twin-Track Approach di Brazil, berdasarkan studi sehingga
tercipta rekomendasi-rekomendasi yang dapat digunnakan untuk mengatasi masalah
permukiman informal berupa bentuk bangunan, infrastruktur lingkungan, dan fasilitas
umum dan sosial. Kota Banjarmasin memiliki luas kawasan kumuh di bantaran sungai
sebesar 40%. Perkembangan yang tidak terkendali mengakibatkan kawasan – kawasan
tepian sungai tampak kumuh padahal kawasan tersebut dapat menjadi aset Kota
Banjarmasin, sebaliknya kawasan tersebut menjadi wajah buruk bagi Kota karena
banyaknya permukiman kumuh baik didaratan maupun di bantaran sungai Kota
Banjarmasin. Untuk menyelesaikan permasalahan permukiman informal maka
rekomendasi-rekomendasi beserta panduannya dibuat, yaitu panduan rancangan berupa
bentuk dan fungsi bangunan, infrastruktur lingkungan, dan fasilitas umum dan sosial.
Hadirnya permukiman kumuh di pinggir sungai perlu menjadi perhatian bagi
pemerintah, planner, ataupun arsitek dalam pembangunan suatu kawasan. Keberadaan
permukiman ini tidak harus diratakan, akan tetapi bisa diperbaiki sehingga dapat
menjadi potensi wisata pinggir sungai yang baik dan indah