dc.description.abstract | Ruang publik di bantaran sungai saat ini banyak dimanfaatkan untuk
melakukan berbagai aktivitas masyarakat area sekitar. Bendung Lepen merupakan
ruang publik yang berada di pinggiran sungai Gajah Wong, Kampung Mrican, Giwangan,
Yogyakarta yang kemudian dimanfaatkan sebagai agrowisata dengan fokus kepada
pemanfaatan budidaya ikan di saluran irigasi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji
pemanfaatan ruang di Bendung Lepen sebagai objek agrowisata dan aktivitas apa saja
yang saling berkaitan dan memiliki pengaruh terhadap terbentuknya makna
placemaking di Bendung Lepen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif
dan analisis behavioural mapping dengan 5 unsur wisata menurut Spillane dan teori
placemaking menurut Wyckoff. Hasil menunjukkan bahwa konsep agrowisata dengan
memanfaatkan saluran irigasi sebagai wadah budidaya ikan membawa pada terciptanya
aktivitas pengunjung diantaranya rekreasi dengan berinteraksi langsung dengan ikan,
mengikuti lelang ikan semasa panen, memancing, menikmati kawasan pedestrian
sepanjang saluran irigasi, berkuliner, dan bermain. Kegiatan ini ditemukan ramai pada
pagi sampai sore hari dan titik maksimalnya ada pada hari libur. Terbentuknya
placemaking pada Bendung Lepen dilihat dari unsur pembentukan fisik tempat dengan
dan fungsi lahan yang mendukung area ini sebagai kawasan agrowisata. Fasilitas kuliner,
fasilitas kebersihan, ketersediaan lahan parkir dan kemudahan akses kendaraan,
jaringan telekomunikasi, dan listrik merupakan unsur fisik yang berhasil menghidupkan
wisata ruang publik ini. Disamping itu keramah-tamahan setiap pengurus dan penjual di
area kawasan menjadi poin keberhasilan dari sistem pariwisata yang baik. | en_US |