dc.description.abstract | Ruang publik menjadi kebutuhan komunal untuk mengakomodir berbagai
aktivitas masyarakat, termasuk dalam pendidikan. Yogyakarta sebagai kota pendidikan
menjadi destinasi bagi pelajar dan mahasiswa lokal maupun luar daerah untuk
menempuh studi akibat daya tarik dari banyaknya institusi pendidikan berkualitas baik.
Pendidikan menjadi kebutuhan dan hak setiap individu masyarakat, ini sejalan dengan
kebijakan pemerintah tentang wajib belajar 12 tahun. Namun, realitanya tidak semua
masyarakat dapat mengenyam pendidikan formal yang salah satunya disebabkan faktor
keterbatasan ekonomi. Kaum marginal menjadi kelompok masyarakat yang sulit
mengakses pendidikan. Berkaitan dengan kebutuhan akan ruang publik tersebut, pada
tahun 2014 DIY telah dicanangkan sebagai provinsi inklusif. Namun secara implementasi
khususnya pada fasilitas ruang publik yang sudah ada dirasa belum maksimal
menerapkan desain yang inklusif. Perancangan ini bertujuan untuk menghasilkan
rancangan desain Community Learning Center (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) di
Yogyakarta yang menyediakan fasilitas pendidikan nonformal berupa pendidikan
kesetaraan dan pendidikan keterampilan sebagai alternatif pendidikan bagi masyarakat
khususnya kaum marginal dengan desain yang ramah bagi semua kalangan usia maupun
disabilitas. Pendekatan inclusive design digunakan sebagai dasar perancangan melalui
empat kriteria desain; functional, usable, desirable, dan viable. Kriteria tersebut akan
diterapkan pada beberapa aspek desain yaitu pengolahan area entrance yang
mengutamakan fisibilitas, kemudahan akses atau penggunaan dan kemandirian
pengguna; pengolahan massa bangunan dengan membagi zonasi sesuai jenis kegiatan
untuk memudahkan mobilitas pengguna; pengolahan sirkulasi dan akses berupa
penggunaan transportas bangunan dengan mengutamakan keamanan dan kemandirian
pengguna; pengolahan kualitas ruang berupa pemaksimalan penghawaan dan
pencahayaan alami dengan adanya bukaan, skylight, dan void pada bangunan;
pengolahan ruang dalam berupa penggunaan furniture yang ramah bagi semua
pengguna serta pengaturan sirkulasi di dalam ruangan untuk kenyamanan mobilitas
pengguna; dan pengolahan ruang luar berupa pengolahan area parkir, pedestrian, dan
landscape yang mengutamakan keamanan dan kenyamanan pengguna. Selain
menunjang kebutuhan kegiatan belajar masyarakat, adanya fasilitas ini juga mendukung
eksistensi Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan mendukung pemerintah daerah
dalam mewujudkan DIY sebagai provinsi inklusif. | en_US |