Show simple item record

dc.contributor.authorShalihah, Rahmayani Baqiyatun
dc.contributor.authorPujiyanti, Indah
dc.date.accessioned2023-04-14T05:08:55Z
dc.date.available2023-04-14T05:08:55Z
dc.date.issued2021-08-14
dc.identifier.isbn978-602-450-671-1
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/43516
dc.description.abstractRuang publik menjadi kebutuhan komunal untuk mengakomodir berbagai aktivitas masyarakat, termasuk dalam pendidikan. Yogyakarta sebagai kota pendidikan menjadi destinasi bagi pelajar dan mahasiswa lokal maupun luar daerah untuk menempuh studi akibat daya tarik dari banyaknya institusi pendidikan berkualitas baik. Pendidikan menjadi kebutuhan dan hak setiap individu masyarakat, ini sejalan dengan kebijakan pemerintah tentang wajib belajar 12 tahun. Namun, realitanya tidak semua masyarakat dapat mengenyam pendidikan formal yang salah satunya disebabkan faktor keterbatasan ekonomi. Kaum marginal menjadi kelompok masyarakat yang sulit mengakses pendidikan. Berkaitan dengan kebutuhan akan ruang publik tersebut, pada tahun 2014 DIY telah dicanangkan sebagai provinsi inklusif. Namun secara implementasi khususnya pada fasilitas ruang publik yang sudah ada dirasa belum maksimal menerapkan desain yang inklusif. Perancangan ini bertujuan untuk menghasilkan rancangan desain Community Learning Center (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) di Yogyakarta yang menyediakan fasilitas pendidikan nonformal berupa pendidikan kesetaraan dan pendidikan keterampilan sebagai alternatif pendidikan bagi masyarakat khususnya kaum marginal dengan desain yang ramah bagi semua kalangan usia maupun disabilitas. Pendekatan inclusive design digunakan sebagai dasar perancangan melalui empat kriteria desain; functional, usable, desirable, dan viable. Kriteria tersebut akan diterapkan pada beberapa aspek desain yaitu pengolahan area entrance yang mengutamakan fisibilitas, kemudahan akses atau penggunaan dan kemandirian pengguna; pengolahan massa bangunan dengan membagi zonasi sesuai jenis kegiatan untuk memudahkan mobilitas pengguna; pengolahan sirkulasi dan akses berupa penggunaan transportas bangunan dengan mengutamakan keamanan dan kemandirian pengguna; pengolahan kualitas ruang berupa pemaksimalan penghawaan dan pencahayaan alami dengan adanya bukaan, skylight, dan void pada bangunan; pengolahan ruang dalam berupa penggunaan furniture yang ramah bagi semua pengguna serta pengaturan sirkulasi di dalam ruangan untuk kenyamanan mobilitas pengguna; dan pengolahan ruang luar berupa pengolahan area parkir, pedestrian, dan landscape yang mengutamakan keamanan dan kenyamanan pengguna. Selain menunjang kebutuhan kegiatan belajar masyarakat, adanya fasilitas ini juga mendukung eksistensi Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan mendukung pemerintah daerah dalam mewujudkan DIY sebagai provinsi inklusif.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.relation.ispartofseriesSakapari 8;
dc.subjectRuang publiken_US
dc.subjectCommunity Learning Centeren_US
dc.subjectInclusive designen_US
dc.titlePerancangan Community Learning Center Dengan Pendekatan Inclusive Design di Yogyakartaen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record