Show simple item record

dc.contributor.authorDaud, Naufal
dc.contributor.authorFajriyanto, Fajriyanto
dc.date.accessioned2023-04-13T05:50:34Z
dc.date.available2023-04-13T05:50:34Z
dc.date.issued2021-02-20
dc.identifier.isbn978-602-450-625-4
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/43507
dc.description.abstractPermukiman yang tidak layak huni seperti permukiman kumuh pada zaman sekarang ini kerap kali diabaikan dari perhatian masyarakat dan juga pemerintah. Keadaan kualitas fisik permukiman yang tidak layak untuk ditinggali, serta kondisi ekonomi dan sosial penduduk permukiman yang masih dibawah rata-rata kehidupan masyarakat pada umumnya. Di Yogyakarta sendiri mempunyai beberapa jenis kawasan permukiman kumuh, yaitu area permukiman kumuh perkotaan dan juga area kumuh bantaran sungai. Dikarenakan kependudukan yang terlalu padat , serta sarana dan prasarana yang kurang memadai membuat orang-orang yang kondisi ekonominya masih kurang menguntungkan untuk mencari sebuah tempat huni yang mereka bisa tinggali, terutama pada bantaran sungai Winongo,Yogyakarta. Banyak faktor yang mengakibatkan munculnya area permukiman kumuh ini, contohnya seperti urbanisasi, faktor ekonomi, sosial budaya,lama tinggal penghuni, dan status kepemilikan bangunan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pendekatan terhadap masyarakat dengan cara sosialisasi untuk penataan permukiman bantaran sungai Winongo, serta partisipasi mereka dalam menata ulang bantaran tersebut agar bisa layak huni.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.relation.ispartofseriesSakapari 7;
dc.subjectpetunjuken_US
dc.subjectmakalahen_US
dc.subjectkolokiumen_US
dc.subjectsubjudulen_US
dc.subjectromanen_US
dc.titleModel Penataan Pemukiman Kumuh Di Bantaran Sungai Winongo Yogyakarta (Studi Kasus: Kampung Gampingan, Yogyakarta)en_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record