Model Penataan Pemukiman Kumuh Di Bantaran Sungai Winongo Yogyakarta (Studi Kasus: Kampung Gampingan, Yogyakarta)
Abstract
Permukiman yang tidak layak huni seperti permukiman kumuh pada zaman
sekarang ini kerap kali diabaikan dari perhatian masyarakat dan juga pemerintah.
Keadaan kualitas fisik permukiman yang tidak layak untuk ditinggali, serta kondisi
ekonomi dan sosial penduduk permukiman yang masih dibawah rata-rata kehidupan
masyarakat pada umumnya. Di Yogyakarta sendiri mempunyai beberapa jenis kawasan
permukiman kumuh, yaitu area permukiman kumuh perkotaan dan juga area kumuh
bantaran sungai. Dikarenakan kependudukan yang terlalu padat , serta sarana dan
prasarana yang kurang memadai membuat orang-orang yang kondisi ekonominya
masih kurang menguntungkan untuk mencari sebuah tempat huni yang mereka bisa
tinggali, terutama pada bantaran sungai Winongo,Yogyakarta. Banyak faktor yang
mengakibatkan munculnya area permukiman kumuh ini, contohnya seperti urbanisasi,
faktor ekonomi, sosial budaya,lama tinggal penghuni, dan status kepemilikan
bangunan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pendekatan
terhadap masyarakat dengan cara sosialisasi untuk penataan permukiman bantaran
sungai Winongo, serta partisipasi mereka dalam menata ulang bantaran tersebut agar
bisa layak huni.