Show simple item record

dc.contributor.authorMahendra, Fredy
dc.contributor.authorHaqqur R, Gema
dc.contributor.authorLillah Agung, Hari
dc.contributor.authorErza Aryadhi, Lalu
dc.contributor.authorAfifan, M. Hilmi
dc.contributor.authorArie Seno, Probo
dc.contributor.authorPradistya A, Reza
dc.contributor.authorBudi Santosa, Revianto
dc.date.accessioned2023-04-04T04:38:22Z
dc.date.available2023-04-04T04:38:22Z
dc.date.issued2016-07-23
dc.identifier.issn2528-4622
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/43018
dc.description.abstractManusia belajar dari sejarah dan pengalaman. Sejarah menuntun manusia untuk membangun peradaban yang selalu berorientasikan pada masa depan. Hubungan dengan alam dan makhluk hidup di sekitar mereka juga menjadi faktor yang mendorong bagaimana manusia merespon terhadap lingkungan sekitarnya. Kumpulan respon-respon itulah yang akan menjadi dasar bagaimana manusia berperilaku kedepannya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui (1) penataan lanskap, plotting massa bangunan dan desaintapak, (2) pengaruh sejarah terhadap desain Kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon, (3) fungsi dan nilai estetika dari setiap elemen arsitektur diKompleks Keraton Kasepuhan Cirebon. Metode yang digunakan adalah metode kepustakaan dengan mengambil dan mencari sumber materi dari buku serta dan kunjungan langsung ke Kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kosmologi merupakan konsep yang menyatukan antara manusia dengan semesta dan menjelaskan bahwa manusia terkait erat hubungannya dengan alam semesta. Konsep ini diterapkan dengan pantas pada perancangan lansekap Keraton Kasepuhan yang menjadikan area Bangsal Keraton sebagai pusat dan semesta yang dikelilingi bagian-bagian semesta yang lain. Penataan bangunan dan alur sirkulasi disesuaikan dengan pusatnya sehingga semua saling terhubung dengan adanya pusat di Area Bangsal Keraton. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kekonsistensian penerapan konsep kosmologi pada Keraton tidak diimbangin dengan pemanfaatan lebih dari potensi lansekap keraton yang beragam. Potensi potensi itu dibiarkan demikian adanya dan sesuai dengan kondisi lama, sehingga ketika pengelolaannya kurang maksimal, justru akan menjadi hal yang kurang bagi lansekap keraton ini pada khususnya.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.relation.ispartofseriesSakapari 1;
dc.subjectArsitektur Lansekapen_US
dc.subjectKeraton Kasepuhan Cirebonen_US
dc.titleARSITEKTUR LANSEKAP KERATON KASEPUHAN CIREBONen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record