ARSITEKTUR LANSEKAP KERATON KASEPUHAN CIREBON
View/ Open
Date
2016-07-23Author
Mahendra, Fredy
Haqqur R, Gema
Lillah Agung, Hari
Erza Aryadhi, Lalu
Afifan, M. Hilmi
Arie Seno, Probo
Pradistya A, Reza
Budi Santosa, Revianto
Metadata
Show full item recordAbstract
Manusia belajar dari sejarah dan pengalaman. Sejarah menuntun manusia untuk membangun peradaban yang selalu berorientasikan pada masa depan. Hubungan dengan alam dan makhluk hidup di sekitar mereka juga menjadi faktor yang mendorong bagaimana manusia merespon terhadap lingkungan sekitarnya. Kumpulan respon-respon itulah yang akan menjadi dasar bagaimana manusia berperilaku kedepannya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui (1) penataan lanskap, plotting massa bangunan dan desaintapak, (2) pengaruh sejarah terhadap desain Kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon, (3) fungsi dan nilai estetika dari setiap elemen arsitektur diKompleks Keraton Kasepuhan Cirebon. Metode yang digunakan adalah metode kepustakaan dengan mengambil dan mencari sumber materi dari buku serta dan kunjungan langsung ke Kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kosmologi merupakan konsep yang menyatukan antara manusia dengan semesta dan menjelaskan bahwa manusia terkait erat hubungannya dengan alam semesta. Konsep ini diterapkan dengan pantas pada perancangan lansekap Keraton Kasepuhan yang menjadikan area Bangsal Keraton sebagai pusat dan semesta yang dikelilingi bagian-bagian semesta yang lain. Penataan bangunan dan alur sirkulasi disesuaikan dengan pusatnya sehingga semua saling terhubung dengan adanya pusat di Area Bangsal Keraton. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kekonsistensian penerapan konsep kosmologi pada Keraton tidak diimbangin dengan pemanfaatan lebih dari potensi lansekap keraton yang beragam. Potensi potensi itu dibiarkan demikian adanya dan sesuai dengan kondisi lama, sehingga ketika pengelolaannya kurang maksimal, justru akan menjadi hal yang kurang bagi lansekap keraton ini pada khususnya.