Show simple item record

dc.contributor.authorMUHAMMAD FAHMI ABDILLAH
dc.date.accessioned2023-03-16T07:13:57Z
dc.date.available2023-03-16T07:13:57Z
dc.date.issued2023-01-10
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/42807
dc.description.abstractCyber Crime adalah salah satu kejahatan dunia maya yang sering terjadi di era teknologi sekarang ini. Banyak kasus yang terjadi di seluruh dunia seperti pencemaran nama baik, manipulasi data, pencurian data pribadi, perusakan data, dan lain sebagainya. Dampak yang diterima sangatlah besar karena data pribadi bisa disalahgunakan oleh pelaku yang tidak bertanggung jawab. Hal ini disebabkan karena kurangnya penanganan khusus yang merugikan perusahaan atau perorangan pada data pribadi. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah membuat undang – undang ITE yang akan mengakibatkan pelaku pencurian informasi pribadi dapat dikenakan sanksi pasal 30 ayat (2) undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang berbunyi “setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses komputer dan/atau sistem elektronik dengan cara apapun dengan tujuan untuk memperoleh informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik”. Jika data tersebut telah hilang atau dihapus bahkan dirusak maka seorang ahli forensik mempunyai beberapa cara untuk mengembalikan data yang telah hilang atau rusak. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode recovery data secara utuh menggunakan tools forensic yaitu Autopsy, FTK Imager, Foremost Recover & Testdisk Recover. Metode ini banyak digunakan oleh seorang ahli forensik untuk mencari kebenaran apakah benar data pribadi di ambil dan disalahgunakan. Sayangnya tools Autopsy dan FTK imager mempunyai kelemahan yaitu beberapa file data yang rusak atau corrupt tidak bisa dikembalikan secara utuh, hanya bisa di recovery tetapi tidak bisa dibuka. Akan tetapi tools Autopsy dan FTK Imager masih sering digunakan oleh ahli forensik sebagai alat bantu mereka untuk menemukan sebuah temuan temuan file. Maka dari itu penelitian ini memakai pendekatan metode menggunakan foremost recover dan testdisk recover, hanya saja metode ini tidak bisa di pakai menggunakan Graphic user interface (GUI) tetapi menggunakan CLI (Command Line) yang ada di system oprasi LINUX. Sebagai ahli forensik harus memahami cara untuk menggunakan metode tersebut seperti perintah – perintah yang akan dijalankan nantinya.en_US
dc.publisherUNIVERSITAS ISLAM INDONESIAen_US
dc.titleAnalisis Perbandingan Data Recovery Menggunakan Tools Forensik Berbasis Open Source Pada Linuxen_US
dc.Identifier.NIM20917024


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record