Show simple item record

dc.contributor.authorAIYA SOFIA HELDA
dc.date.accessioned2023-01-31T01:44:12Z
dc.date.available2023-01-31T01:44:12Z
dc.date.issued2022-12-26
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/42119
dc.description.abstractSemenanjung Korea terbagi menjadi dua sejak Perang Korea yang terjadi pada tahun 1950. Sejak saat itu Korea Selatan mengupayakan reunifikasi di Semenanjung Korea dari periode ke periode. Pada masa kepemimpinan Moon Jae In, reunifikasi kembali diupayakan demi mencapai kepentingan nasional Korea Selatan. Adapun tujuan dari reunifikasi yaitu, untuk menciptakan denuklirisasi di wilayah Semenanjung Korea. Dalam pelaksanaannya, Pemerintah Korea Selatan di bawah kepemimpinan Moon Jae In perlu memperhatikan dua kelompok kepentingan yaitu, politik domestic dan politik internasional. Dimana dua hal ini salaing berkaitan dan tidak terpisahkan menurut Robert D. Putnam dalam teori Two Level Game. Pada dasarnya, actor yang berperan dalam dunia internasional membawa kepentingan politik domestiknya ke ranah internasional untuk membuat kebijakan domesticnya kompatibel dengan politik internasional. Politik domestic memiliki pengaruh dalam kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, yang kemudian akan di bawa ke tingkat internasional demi mencapai keuntungan dari kepentingan domesticnya. Kepemimpinan Moon Jae In yang mengutamakan cara damai dalam mengupayakan denuklirisasi semenanjung korea, mendapat tekanan dari oposisi yang menuntut pemerintah lebih tegas dalam mengambil tindakan terhadap Korea Utara. Hal ini menjadi tantangan bagi Moon Jae in dalam menjalankan reunifikasi agar tetap dapat memenuhi tuntutan dalam negeri tanpa memperburuk hubungan dengan Korea Utara.en_US
dc.publisherUNIVERSITAS ISLAM INDONESIAen_US
dc.titleAnalisis Kebijakan Korea Selatan Dalam Upaya Reunifikasi Semenanjung Korea Masa Kepemimpinan Moon Jae In 2017-2022en_US
dc.Identifier.NIM18323210


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record