dc.description.abstract | Pembangunan IPAL pada wilayah Yogyakarta dan Solo memiliki program untuk
meningkatkan pelayanan dengan cakupan yang lebih luas dan kualitas limbah
yang lebih baik sebelum di buang ke lingkungan. Akan tetapi, IPAL juga harus
berfokus untuk memastikan keberlajutan dari kelayakan ekonomi, sosial,
lingkungan, kelembagaan dan teknis operasional yang berdampak bagi
lingkungan sekitar. Evaluasi keberlanjutan sangat penting dilakukan untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan dari suatu IPAL. Tujuan penelitian ini
bertujuan untuk merumuskan instrumen penilaian tingkat keberlanjutan (aspek
dan variabel), melakukan scoring/pembobotan tingkat keberlanjutan pada IPAL
Sewon dan IPAL Semanggi dan membandingkan status keberlanjutan dari IPAL
Sewon dan IPAL Semanggi. Metode yang digunakan dengan tingkat
keberlanjutan menggunakan metode scoring atau pembobotan. Instrumen
penelitian yang digunakan berupa kuisioner yang disebarkan ke pelanggan dan
pengelola IPAL. Hasil scoring pada IPAL Sewon dan IPAL Semanggi memiliki
besaran indeks berbeda. Pada IPAL Sewon indeks status keberlanjutan IPAL
sebesar 79%, masuk ke dalam kategori berkelanjutan. Pada IPAL Semanggi
sebesar 66%, masuk ke dalam kategori berkelanjutan. Dan perbandingan tingkat
keberlanjutan pada IPAL Sewon dan IPAL Semanggi, keduanya masuk pada
kategori IPAL yang berkelanjutan. Akan tetapi, besaran indeks IPAL Sewon
memiliki indeks yang lebih besar dari IPAL Semanggi. Sehingga IPAL Sewon
lebih berkelanjutan dari IPAL Semanggi. | en_US |