Pra Rancangan Pabrik Monosodium Glutamat (Msg) Dari Molase Kapasitas 38.000 Ton/Tahun
Abstract
Monosodium glutamat atau yang biasa dikenal masyarakat dengan singkatan MSG,
adalah garam natrium yang berasal dari asam glutamat, MSG memiliki cita rasa unik,
yaitu terdapat rasa manis, asin, asam, dan pahit. Rasa gurih dan nikmat pada masakan.
data konsumsi MSG Indonesia dilakukan dengan melakukan pendekatan data dari buku
“Review Monosodium Glutamat How To Understand It Properly” konsumsi MSG
sebesar 1,53 gram/kapita/hari. Pra rancangan pabrik monosodium glutamat berkapasitas
38.000 ton/tahun dengan bahan baku molase akan didirikan di Lamongan, Jawa Timur.
Pabrik MSG akan beroperasi 330 hari dalam setahun. Metode pembuatan MSG
memerlukan dua kali reaksi, reaksi pertama dengan melakukan fermentasi terhadap
molase sebanyak 6.347 kg/jam, udara dan NH3 dengan bantuan bakteri Micrococcus
Glutamicus menjadi Asam Glutamat sebanyak 5.080 kg/jam, dilakukan pada suhu 35℃
selama 48 jam, lalu larutan akan dipisahkan dari bakteri dengan menggunkan alat filter
press, kemudian dilakukan reaksi kedua dengan mereaksikan asam glutamat dengan
NaOH sehingga terbentuk Monosodium Glutamat sebanyak 4.671 kg/jam, dilakukan
pada suhu 35℃. Produk yang masih berwarna coklat akan dilakukan dekolorisasi dengan
ditambahkan karbon aktif sebanyak 5% (w/v) akan menyerap zat warna dan zat pengotor.
Lalu produk akan dialirkan kedalam filter press agar karbon aktif akan terpisah dari
produk, Lalu akan dilakukan pemekatan dalam alat evaporator, selanjut produk akan
dikristalkan dan dipisahkan dari cairan menggunakan centrifuge dan dilanjutkan dengan
dikeringkan dalam rotary dryer, produk diangkut dan disimpan dalam storage. Utilitas
yang di butuhkan yaitu kebutuhan air domestik sebesar 8.553 kg/jam, kebutuhan air
service sebesar 750 kg/jam, kebutuhan air pendingin sebesar 444.666 kg/jam, kebutuhan
air pencuci sebesar 3.117 kg/jam, kebutuhan air pemanas yang diolah menjadi steam
8.889 kg/jam, Kebutuhan listrik 1.367 kW, kebutuhan fuel oil sebesar 1.224,5 L/jam,
kebutuhan solar sebesar 211,54 L/jam. Setelah dilakukan analisis evaluasi ekonomi maka
didapatkan modal tetap sebesar Rp528.702.978.579, modal kerja Rp567.259.854.651,
keuntungan sebelum pajak Rp193.615.063.825, ROI sebelum pajak sebesar 36,62%, POT
sebelum pajak adalah sebesar 2,14 tahun, BEP sebesar 47,23%, Shut down point (SDP)
sebesarr 29,93% dan Discounted Cash Flow Rate of Return (DCFR) sebesar 22,14%.
Hasil analisis sifat bahan dan kondisi operasi menunjukan bahwa pabrik MSG ini
memiliki tingkat risiko rendah (low risk). Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa pabrik MSG layak untuk didirikan.
Collections
- Chemical Engineering [1186]