Perbandingan Kinerja Lentur Balok Beton Bertulang Dengan Sambungan Lewatan Dan Sambungan Mekanis (Clamp) (Comparison Bending Behaviour Reinforced Concrete Beams Of Lapsplice Joints And Mechanical Joints (Clamp)).
Abstract
Balok beton bertulang dalam praktiknya di lapangan sering memerlukan panjang
mencapai 20 m, sedangkan pada umumnya panjang baja di pasaran berkisar 12 m.
Penyambungan tulangan diperlukan guna memenuhi kebutuhan dan dapat dilakukan
dengan cara pengelasan, penggunaan alat sambung mekanis, maupun yang umum
digunakan dengan cara sambungan lewatan. Melihat peluang sambungan mekanis untuk
menggantikan konsistensi sambungan lewatan, penulis tertarik untuk membandingkan
performa sambungan tulangan lewatan dengan sambungan mekanis jenis clamp terhadap
kinerja lentur balok beton bertulang.
Perhitungan panjang penyaluran menggunakan pedoman SNI 2847-2019 terbaru,
serta desain sambungan mekanis jenis clamp melalui penelitian terdahulu menjadikan
penelitian ini referensi baru dalam dunia konstruksi di Indonesia. Penelitian ini meninjau
kinerja lentur balok seperti respon beban-lendutan dan pola retak melalui pengujian kuat
lentur dengan pembebanan dua titik. Benda uji yang digunakan memiliki dimensi
200×300×2000 mm dengan mutu beton rencana 25 Mpa. Benda uji memiliki 2 variasi
sambungan tulangan terdiri dari sambungan lewatan (lap splice) dan sambungan mekanis
jenis clamp serta 1 balok normal sebagai acuan.
Penelitian ini menghasilkan nilai kuat lentur balok normal sebesar 40,47 kNm, balok
clamp dengan rata-rata 41,16 kNm, serta nilai kuat lentur tertinggi berhasil dicapai oleh
balok dengan sambungan tulangan lewatan dengan nilai 42,06 kNm. Berdasarkan nilai kuat
lenturnya, balok dengan sambungan clamp belum bisa menggantikan balok dengan
sambungan lewatan.
Collections
- Civil Engineering [4205]