Regulasi Kognitif Emosi Dan Kelekatan Pada Remaja Yang Orangtuanya Bercerai
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kelekatan remaja pasca perceraian
orang tua yang menimpa dirinya dan pengaruhnya terhadap regulasi kognitif
emosi. Literatur terbaru menunjukkan bahwa kelekatan dengan regulasi emosi
dan kognitif adalah seberapa erat suatu hubungan. Remaja dengan orang tua yang
sering berinteraksi dalam hubungannya dan memiliki nilai tinggi dianggap dekat.
Regulasi emosi dan kognitif memiliki pandangan berharga terhadap figure
lekatnya dengan menunjukkan emosi yang dirasakan secara jelas dan detail karena
merasa dekat dengan hubungan tersebut. Peserta (N=126) menyelesaikan
pengukuran CERQ (Kuesioner Regulasi Kognitif Emosi), dan IPPA (Skala
Kelekatan Orangtua). Analisis uji asumsi, uji linearitas dan uji hipotesis
digunakan untuk menguji penelitian ini. Hasil menemukan bahwa kelekatan
berkorelasi dengan komunikasi, kepercayaan dan keterasingan dalam menjalin
hubungan kelekatan yang baik. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa pola
kelekatan remaja dengan orang tua yang bercerai terkait dengan peningkatan rasa
penekanan dalam emosi untuk mengelola tekanan, kekecewaan dan depresi akibat
kehilangan kasih saying orang tua yang utuh. Selain itu, analisis menunjukkan
bahwa remaja yang orangtuanya bercerai mengalami rasa empati yang lebih besar terhadap orang lain terlebih ketika mengalami hal serupa. Terakhir, analisis
menunjukkan bahwa kelekatan remaja dengan orang tua mampu mempengaruhi
remaja dalam mengekspresikan dan mengontrol emosinya dengan dirinya dilihat
dengan proses yang terjadi dalam dirinya secara baik atau tidaknya. Sebagian
temuan mendukung literatur saat ini, dan menyarankan bahwa pola kelekatan
remaja dengan orang tua pasca perceraian untuk lebih dapat diperhatikan dan
harus dipertimbangkan guna memahami pengaruhnya terhadap regulasi kognitif
emosi.
Collections
- Psychology [2177]