Upaya Pembentukkan Politik Identitas Terhadap Masyarakat Uighur Di Xinjiang Pada Tahun 2014-2019
Abstract
Polemik yang terjadi antar masyarakat Uighur dan Pemerintah Tiongkok,
tidak kunjung usai, gerakan separatisme yang terus terjadi serta pemberontakan
lainnya, telah mengancam keamanan sosial dan juga ekonomi di Tiongkok. Salah
satu alasan terjadinya hal tersebut, yakni masyarakat Uighur yang ingin berpisah
dari negara Tiongkok, sehingga membuat pemerintah Tiongkok bergerak, untuk
melakukan antisipasi. Salah satu upaya untuk mengantisipasi hal tersebut yakni,
pemerintah Tiongkok melakukan upaya penyeragaman identitas dan nasionalisme
di Xinjiang. Hal ini dilakukan sebab terdapat perbedaan budaya serta karakteristik
yang mencolok antara masyarakat Uighur dan mayoritas masyarakat Tiongkok.
Dengan adanya latar belakang tersebut, pemerintah Tiongkok kemudian mengambil
tindakan dengan cara, menerapkan aturan-aturan tegas yang bertujuan untuk
mengatur tatanan sosial di Xinjiang, serta untuk membentuk identitas dan perasaan
nasionalisme yang kuat di kalangan masyrakat Uighur. Adapun beberapa kebijakan
tersebut, yakni Pengawasan Massal, Kamp Advokasi, Perencanaan Bahasa dan
Kelas Xinjiang. Untuk menganalisis upaya pemerintah Tiongkok dalam
penyergaman idenitas di Xinjiang, teori yang digunakan yakni Konstruktivisme
Politik Idenitas oleh Kanchan Chandra. Teori ini menekankan pada bagaiamana
proses pembentukkan identitas terjadi melalui sebuah upaya yang di ciptakan,
bukan terjadi begitu saja, sehingga proses tersebut dapat dilakukan dalam beberapa
cara, yakni melalui Modernisasi, Lembaga/Kognisi, Kekerasan, Perlindungan dan
Hibriditas.
Collections
- International Relations [504]