Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Persepsi Apoteker Yang Berpraktik Di Apotek Tentang Resistensi Antibiotik
Abstract
Latar Belakang: Pelayanan kefarmasian telah melewati banyak perkembangan yang
semula hanya berfokus pada pengolahan obat-obatan kini lebih berorientasi terhadap
kepentingan pasien, dan salah satu permasalahan umum yang terjadi dalam
kefarmasian adalah resistensi antibiotik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
WHO dari 12 negara termasuk Indonesia, 53-62% masyarakat berhenti mengkonsumsi
antibiotik ketika merasa sudah sembuh. Apoteker bertanggung jawab secara langsung
dalam pelayanan kepada pasien terkait dengan sediaan farmasi terutama penggunaan
antibiotik guna menghentikan terjadinya resistensi yang terjadi akibat
ketidakrasionalan penggunaan obat.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan tingkat
pengetahuan dan persepsi apoteker yang berpraktik di apotek tentang resistensi
antibiotik.
Metode: Desain pada penelitian adalah cross sectional analitik dengan pendekatan
health belief model dan pengambilan data dilakukan secara prospektif melalui
kuesioner. Pengolahan dan analisis data dilakukan menggunakan program statistical
package for social sciences (SPSS) dengan uji Chi-square.
Hasil: Tingkat pengetahuan apoteker yang berpaktik di apotek tentang resistensi
antibiotik yaitu 97% responden memiliki kategori tingkat pengetahuan tinggi. Persepsi
apoteker tentang resistensi antibiotik yaitu 83,3% responden memiliki persepsi yang
sangat baik.
Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan persepsi apoteker yang berpraktik di apotek tentang resistensi
antibiotik karena nilai P-value > 0,05 yaitu 0,066.
Collections
- Pharmacy [1444]