Show simple item record

dc.contributor.advisorPrihatmaji, Dr., Ar., IPM., IAI
dc.contributor.authorSHAFIRA SATYA NURSHANTI
dc.date.accessioned2022-11-03T07:37:50Z
dc.date.available2022-11-03T07:37:50Z
dc.date.issued2022-07-22
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/40189
dc.description.abstractIndonesia dikenal sebagai negara megabiodiversity. Sebagai salah satu negara dengan daftar merah terbesar untuk daftar habitat dan spesies hewan yang berada di ambang kepunahan. Keanekaragaman juga tercermin dari jumlah spesiesnya. Negara ini memiliki setidaknya seratus spesies asli dan spesies yang paling beragam. Potensi hutan mangrove yang dapat dimanfaatkan berupa pencegahan bencana alam dan keseimbangan ekosistem. Mangrove memberikan banyak manfaat. Konservasi Mangrove tidak hanya memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan, tetapi juga berperan dalam peningkatan ketahanan pangan. Bantul di sektor pertanian adalah 42% untuk memenuhi ketersediaan pangan, dan masih kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat dan produsen terhadap ketahanan pangan meskipun merupakan daerah yang kaya akan sumber daya. Didukung oleh City Branding yogyakarta sebagai pendidikan, pariwisata, budaya. Mengangkat isu konservasi di hutan mangrove yang berdampak pada ketahanan pangan di wilayah pesisir. Di pesisir Kabupaten Bantul ditemukan mangrove yang dapat tumbuh dengan baik, tepatnya di daerah muara yang merupakan pertemuan pantai selatan dengan muara Sungai Opak. Mangrove merupakan kelompok tumbuhan yang dapat hidup di daerah pasang surut yang masih dipengaruhi oleh pengaruh laut dan darat. Dusun Baros yang ditumbuhi mangrove ditetapkan sebagai kawasan konservasi pantai. Suaka Mangrove untuk melestarikan keanekaragaman hayati sangat dibutuhkan. Fasilitas gedung konservasi terdiri dari pusat konservasi, nursery center, dan ruang interpretasi. Pendekatan multi indera terbentuk dari kata tersebut dipilih karena berbasis kawasan konservasi menimbulkan beberapa efek samping yang tidak baik bagi alam itu sendiri. Selain itu, multi-indera diadopsi agar masyarakat lebih sadar dan membangun interaksi lingkungan, Selain menjaga keseimbangan alam, akan mengangkat ekonomi, dan menghargai tempat pendidikan yang interaktif. Manusia, mangrove, dan spesies akan membangun simbiosis atau mutualisme yang saling menguntungkan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectBiodiversityen_US
dc.subjectSanctuaryen_US
dc.subjectMangrove Baros Foresten_US
dc.subjectConservationen_US
dc.subjectMultisensory Approachen_US
dc.titlePerancangan Pusat Suaka Mangrove Berbasis Multi-Sensorik Di Kawasan Baros Konservasi & Eko-Edu Wisata, Bantul, Yogyakartaen_US
dc.Identifier.NIM18512025


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record