Prarancangan Pabrik Antrakuinon Dari Ftalat Anhidrida Dan Benzena Dengan Proses Friedel-Craft Kapasitas 1000 Ton / Tahun
View/ Open
Date
2022-07-19Author
NELVIRA YOLANDA PUTRI
NURUL AULYA HANDAYANI
Metadata
Show full item recordAbstract
Antrakuinon (C6H4(CO)2C6H4) merupakan senyawa hidrokarbon polisiklik
yang digunakan dalam pembuatan warna pada industri tekstil dan pulp, serta bahan
baku pembuatan hidrogen peroksida. Selain itu, antrakuinon juga digunakan dalam
industri obat-obatan. Saat ini, belum ada pabrik yang memproduksi antrakuinon di
Indonesia. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan antrakuinon dalam negeri,
Indonesia masih bergantung pada impor. Berdasarkan data Biro Pusat Statistika,
kebutuhan antrakuinon di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Oleh
karena itu, akan dibangun pabrik antrakuinon dengan bahan baku ftalat anhidrida
dan benzena yang memiliki kapasitas 1000 ton/tahun di Kabupaten Gresik, Jawa
Timur dengan luas total 22.440 m
2
. Pabrik ini akan beroperasi selama 330 hari
dalam setahun dan membutuhkan 99 karyawan. Proses produksi antrakuinon ini
dilakukan dengan menggunakan proses reaksi Friedel-Craft yaitu dengan
mereaksikan ftalat anhidrida (C6H4(CO)2O) dengan benzena (C6H6) menggunakan
bantuan katalis aluminium klorida (AlCl3) di dalam reaktor alir tangki berpengaduk
(R-01) yang beroperasi pada suhu 60 °C dan tekanan 1 atm. Hasil keluaran R-01
akan mengalami proses hidrolisis di dalam mixdrum (M-01) sehingga
menghasilkan benzoil benzoic acid yang selanjutnya akan mengalami proses
dehidrolisis dimana akan bereaksi dengan katalis asam sulfat (H2SO4) di dalam
reaktor alir tangki berpengaduk (R-02) yang beroperasi pada suhu 130 °C dan
tekanan 1 atm, sehingga membentuk produk antrakuinon). Aliran yang
meninggalkan R-02 akan diumpankan menuju centrifuge (CF-01) untuk
memisahkan serbuk kristal antrakuinon dengan pengotornya. Cake dari CF-01
kemudian akan dikeringkan di dalam rotary dryer (RD-01) kemudian disimpan di
dalam silo (S-03). Filtrat dari CF-01 akan diolah lebih lanjut di unit pengolahan
limbah (UPL). Untuk mencapai kapasitas produksi 1000 ton/tahun dibutuhkan
bahan baku ftalat anhidrida sebesar 573,73 ton/tahun dan benzena sebesar 302,58
ton/tahun. Utilitas yang dibutuhkan yaitu air sebesar 29.443 ton/tahun yang
diperoleh dari sungai Bengawan Solo serta kebutuhan listrik sebesar 266 kWh yang
diperoleh dari PLN. Pabrik ini memerlukan modal tetap sebesar Rp.
150.902.295.658 dan total biaya produksi sebesar Rp. 214.417.581.007. Pabrik
antrakuinon ini memiliki tingkat resiko rendah (low risk) yang dianalisis melalui
beberapa parameter. Hasil analisis ekonomi menunjukkan pabrik ini menghasilkan
keuntungan setelah pajak sebesar Rp. 28.409.564.245 dengan Return On Investment
(ROI) setelah pajak sebesar 18,83%, Pay Out Time (POT) setelah pajak 3,5 tahun,
Break Even Point (BEP) sebesar 51,71%, Shut Down Point (SDP) sebesar 26,69%,
dan Discounted Cash Flow Return (DCFR) sebesar 21,22%. Berdasarkan hasil
evaluasi ekonomi ini, dapat disimpulkan bahwa pabrik antrakuinon ini layak untuk
didirikan.
Collections
- Chemical Engineering [1178]