Perancangan Exhibition Center Dan Co-Working Space Dengan Pengelolaan Limpasan Air Hujan Dan Water Conservation Di Banjarmasin
Abstract
Banjarmasin memiliki kebudayaan khas Banjarmasin yang indah seperti kain sasirangan yang harus diperkenalkan kepada manca negara.
Pemerintah sendiri telah menyelenggarakan untuk mendukung kain sasirangan yaitu dengan adanya Banjarmasin Sasirangan Festival ( BSF) yang
telah rutin diadakan setiap tahun sejak 2017 hingga sekarang dan berlangsung sekitar 3-5 hari. Namun sampai saat ini, BSF hanya memiliki 1- 2
tempat untuk menampung kegiatan ini. Sehingga masyarakat Banjarmasin sendiri masih banyak yang kurang pengetahuan akan kebudayaannya
sendiri. Perlunya wadah untuk menampung kegiatan-kegiatan budaya atau bazar sasirangan seperti ini agar kebudayaan dan ciri khas banjar
dapat dikenal selain oleh masyarakat banjar sendiri juga daerah luar hingga manca negara.
Selain mengenai kebudayaan Banjarmasin, pengembangan teknologi saat ini menjadi motor utama dalam memajukan masyarakat dan negara yang
bertransformasi menjadi smart city. Banjarmasin juga menerapkan smart city yang dibuktikan dengan diraihnya penghargaan smart city pada
tahun 2021 lalu karena masuk dalam 100 kota smart city. Salah satu penerapan yang dilakukan Banjarmasin adalah dibuatnya Banjarmasin Plaza
Smart City (BPSC) yaitu co-working space di lantai 3 menara pandang Banjarmasin yang bisa digunakan untuk mahasiswa, pekerja paruh waktu,
komunitas, hingga start-up yang ingin melakukan pekerjaannya. Start-up sendiri juga semakin berkembang di Banjarmasin dari tahun ke tahun
dengan minat yang lumayan tinggi sehingga adanya co-working space diharapkan dapat menyalurkan minat tersebut agar terealisasi.
Sehinga, berdasarkan isu-isu tersebut diperlukan bangunan yang memiliki fungsi exhibition center sebagai pusat perkenalan budaya seperti acara
bazar atau pameran budaya terutama acara BSF dan juga co-working space untuk pengembangan smart city di Banjarmasin.
Banjarmasin yang dikenal sebagai Kota Seribu Sungai justru sering dilanda bencana banjir dimana selain disebabkan oleh kondisi geologis
Banjarmasin sendiri juga karena berada pada ketinggian rata-rata 0,16 m di bawah permukaan laut juga ditambah dengan tata lahan yang kurang
baik serta curah hujan yang lumayan tinggi terutama di bulan desember hingga januari. Sehingga diperlukan desain yang tanggap banjir dan
memperhatikan limpasan hujan ini di bangunan.
Perlunya pengkajian mendalam terkait hal ini agar bangunan yang dihasilkan tidak menambah kerugian pada lingkungan sekitar sehingga dibuatlah
'Exhibition Center dan Co-Working Space dengan Pengelolaan Limpasan Air Hujan dan Water Conservation di Banjarmasin'. Desain ini berfokus
pada penataan parameter GBCI yaitu ASD dan WAC dengan solusi tertentu agar bangunan kelak tidak menambah beban kepada lingkungan di
Banjarmasin. Diharapkan kelak desain ini dapat memberikan inspirasi kepada khalayak umum.
Collections
- Architecture [3675]