Perancangan Apartemen Terjangkau Dengan Konsep Co-Living Space Untuk Milenial Di Yogyakarta
Abstract
Perancangan ini didasari dari permasalahan yang berhubungan dengan sulitnya mendapatkan hunian bagi
generasi milenial di Yogyakarta. Usulan proyek hunian ini akan mengusung konsep co-living space yang
nantinya akan menjadi solusi untuk menekan harga sewa hunian yang akan di khususkan untuk generasi milenial
di Yogyakarta. Pemilihan tipologi bangunan apartemen dengan penekanan konsep co-living space ini juga dilihat
dari bisnis hunian vertikal yang memang menyasar generasi milenial, dimana generasi ini memang memiliki
kriteria tersendiri dalam memilih hunian. Artinya, target pasar hunian apartemen dengan konsep co-living space
yang dikhususkan bagi generasi milenial berpotensi besar dalam bisnis properti. Usulan apartemen dengan
konsep co-living space ini akan di desain di kawasan strategis pertumbuhan ekonomi, yaitu di Kecamatan Depok,
Sleman, Yogyakarta. Pesatnya pertumbuhan perekonomian di Kecamatan Depok menyebabkan tingginya harga
lahan di kawasan tersebut dan menyebabkan keterusiran warga lokal.
Penerapan konsep co-living space bertujuan untuk menekan luasan sewa yang harus dibayar oleh penghuni.
Namun penerapan co-living ini sendiri masih memiliki implikasi yang bertolak belakang dengan konsep
keterjangkauan hunian. Dimana area komunal dalam konsep co-living ini akan memberikan beban biaya
pengelolaan karena tidak menghasilkan pendapatan. Metode yang akan digunakan untuk menghilangkan
implikasi negatif itu sendiri adalah dengan mengaplikasikan Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ). Dengan
menggunakan metode tersebut, maka perancangan ini akan difokuskan pada aspek-aspek yang dapat
menghilangkan implikasi negatif dari co-living space untuk menekan harga sewa hunian.
Collections
- Architecture [3658]